1. Letak geografis Peradaban Yunani Kuno
Wilayah Yunani merupakan wilayah maritim artinya wilayah tersebut
dikelilingi oleh laut, kecuali sebelah Utara yang berbatasan dengan Yugoslavia,
Bulgaria, dan Turki, sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan Laut Ionia,
bagian Selatan dengan Laut Tengah dan bagian Timur dengan Laut Aegea.
Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani terdapat pegunungan kapur dengan lembah-lembah yang terjal. Kondisi ini membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpisah-pisah dan mandiri. Keadaan geografis ini menciptakan bangsa Yunani kuno hidup sebagai pedagang, walaupun tanahnya yang kurang subur sebagian di antaranya hidup sebagai petani gandum.
Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani terdapat pegunungan kapur dengan lembah-lembah yang terjal. Kondisi ini membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpisah-pisah dan mandiri. Keadaan geografis ini menciptakan bangsa Yunani kuno hidup sebagai pedagang, walaupun tanahnya yang kurang subur sebagian di antaranya hidup sebagai petani gandum.
2. Penduduk Peradaban
Yunani Kuno
Bangsa asli yang mendiami wilayah Yunani adalah bangsa Akaia,
beberapa lama kemudian berdatangan secara bergelombang bangsa-bangsa dari
wilayah lain, seperti Achean (1500-1300 SM), Aeolia (2000 SM), Ionia
(1400 SM) dan Doria (1150 SM). Sebelum kedatangan bangsa asing, Akaia
telah memiliki peradaban yang maju, di antaranya dikenal dengan nama Peradaban Minos
(Minoa) dan Mikena (Mycenae).
Percampuran bangsa Achean dengan bangsa Akaia menghasilkan kebudayaan kuno yang berpengaruh terhadap kebudayaan pada generasi berikutnya dan meluas ke berbagai wilayah di Eropa, salah satunya adalah kepercayaan kepada banyak dewa.
Percampuran bangsa Achean dengan bangsa Akaia menghasilkan kebudayaan kuno yang berpengaruh terhadap kebudayaan pada generasi berikutnya dan meluas ke berbagai wilayah di Eropa, salah satunya adalah kepercayaan kepada banyak dewa.
3. Peradaban
Awal Yunani Kuno
Parthanon, hasil budaya Athena kuno.
|
a) Peradaban Pulau Kreta
Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta adalah kebudayaan Minos (Minoa).
Nama Minos diambil dari nama raja yang pernah berkuasa, yakni Raja Minos.
Kebudayaan ini terlahir dari penduduk asli orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta
menyisakan bangunan-bangunan tua tersusun dengan tata kota yang rapih.
Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir
Arthur Evans saat dilakukan penggalian istana Knossos. Istana
Knossos dibuat dengan indah yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri.
Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan penemuan
tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip tersebut adalah
pictograf, namun huruf tersebut masih sukar dibaca tetapi 88 simbol di
antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael Ventris pada 1953.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng.
Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos Kuno
(3500-2300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir (1600-1100 SM).
Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara perlahan mengalami
kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering
terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang
sangat berpengaruh terhadap Yunani, tidak hanya itu kebudayaannya pun
berkembang hingga ke Eropa dan menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya.
b) Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli menemukan pula kebudayaan
Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan
Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang
mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan bagian dari kerajaan yang
berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan peranan dalam perdagangan
dan kemudian bangkit menjadi besar.
Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau Kreta, Mycenae memiliki
kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk bangunannya yang lebih
kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas kebudayaan Mycenae dan
ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang dimaksud
adalah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisa-sisa kota
berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan tersebut diperkirakan
sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam buku Illyas.
4. Sparta
Secara geografis Yunani memiliki jajaran pegunungan yang membentang ke
segala penjuru. Dalam kondisi geografi seperti ini, orang-orang Yunani hidup
secara berkelompok, karena sukarnya transportasi dan komunikasi maka setiap
kelompok memperkuat daerahnya dan hidup secara mandiri membangun sebuah negara
kota yang mereka namakan polis. Polis Sparta terlahir sejak kedatangan bangsa
Doria yang jago berperang datang ke Yunani di Lacottia, Peloponessos bagian
Timur. Tahun 736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada saat itu Sparta
menyerang orang Messania yang tinggal di sebelah Barat Peloponessos dan
berhasil dikuasai.
Orang Messania dijadikan helot (petani yang mengerjakan tanah
negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia II, kala itu terjadi
pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari kekuasaan Sparta namun
perang ini dapat ditumpas. Kekuatan Sparta menyebabkan kekuasaannya semakin
meluas di wilayah Peloponessos kecuali Argois dan Achaea. Dalam keadaan seperti
ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem pemerintahan dan pertahanan
yang kokoh dari serbuan para pemberontak.
Dengan alasan tersebut maka seorang negarawan Sparta yang bernama Lycurgus
menggariskan pembaharuan terhadap peraturan dan undang-undang yang mesti ditaati
oleh setiap penduduk di wilayah Peloponessos. Di antaranya adalah
peraturan wajib militer bagi setiap anak laki-laki yang sudah menginjak umur 7
hingga 60 tahun tahun, sedangkan anak perempuan tidak diberlakukan demikian.
Sistem pemerintahan di Sparta memiliki corak seperti berikut.
(a) Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer adalah dua orang raja
dengan kekuasaan tak terbatas dan dilanjutkan secara turun menurun kepada
anaknya.
(b) Ephor adalah dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas membantu kepala
pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang menjadi kepala pemerintahan yang
sebenarnya.
(c) Apella adalah dewan yang berganggotakan semua warga negara Sparta.
(d) Dewan Penatua adalah 28 anggota dewan yang sudah berusia 60 tahun ke
atas.
Dalam sidang dewan, Dewan Penatua mengajukan usulan undang-undang kepada
Apella, lalu Apella mempertimbangkan usulan, masukan dan memutuskan, namun
Dewan Penatua dapat memveto keputusan Apella seandainya terjadi kejanggalan.
Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor yang memutuskan.
5. Athena
a. Pemerintahan
Orang Athena adalah orang pendatang dari bangsa Ionia, mereka tinggal di
Attica. Dibandingkan dengan Sparta, orang-orang Athena hidup lebih bebas dan
dapat mengembangkan kemampuan dalam bidangnya, seperti filsafat, seni pahat dan
teater.
Sistem pemerintahan di Athena diatur oleh seorang negarawan yang bernama Solon
(594 SM). Aturan yang dibuat oleh Solon merupakan pengganti undang-undang
buatan Draconia yang ditentang oleh orang-orang golongan bawah dengan alasan
merasa dirugikan. Untuk menghindari pertumpahan darah, Solon mengatur perubahan
undang-undang yang telah ada dengan cara menghapus sistem perbudakan, memberi
lahan garapan baru kepada budak yang telah merdeka, petani gandum yang berutang
banyak diberi lahan baru untuk membudidayakan anggur dan membentuk lembaga
pengadilan yang telah dipilih oleh rakyat.
Untuk menjamin berjalannya pemerintahan dengan benar, Athena memperkenalkan
sistem pemerintahan demokrasi dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan para
dewan eksekutif (archon) sebanyak 9 orang yang dianggap mewakili rakyat. Dalam
jalannya pemerintahan, archon mendapat pengawasan ketat dari dewan
pengawas (aeropagos) yang merangkap sebagai ketua pengadilan.
Cleisthenes memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu hak warga Yunani untuk
mengganti dan mengasingkan penguasa yang dianggap berkuasa secara berlebihan.
Dengan demikian, pemerintahan pun mendapatkan pengawasan langsung dari
rakyatnya. Keadaan negara yang aman seperti ini, dimana hak setiap setiap warga
negara sama dan bebas mengeluarkan pendapat, Athena melahirkan para pemikir
yang ahli dalam bidang filsafat, hukum, tata negara bahkan matematika yang
dipakai hingga sekarang, seperti Plato, Socrates, Aristoteles,
Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain.
b. Perang Persia dan Yunani
Persia berhasil masuk dan menguasai bagian Yunani tahun 556 SM, pada kala
itu Persia dipimpin oleh Raja Cyrus. Keberadaan orang Persia, tidak
disenangi oleh orang-orang di wilayah Yunani. Pada tahun 499 SM Aristogoras
dan Milletus mencoba melakukan pemberontakan dan dibantu oleh
orang-orang Athena dan Eretria dengan mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi
bantuan tidak mampu menandingi kekuatan laut pasukan Persia, pemberontak-an
tersebut dikalahkan. Kala itu Persia di bawah pimpinan Raja Darius.
Keterlibatan Athena dan Eretna diketahui oleh Darius maka tahun 492
SM dikirim pasukan laut Persia untuk melakukan penyerangan ke Yunani.
Penyerangan kali ini, Persia mengalami kegagalan karena terjadi badai di Gunung
Athos dan menghancurkan kapal perangnya.
Usaha Darius terus dilanjutkan dengan ekspedisi kedua pada tahun 490 SM.
Saat itu, Persia menyerang Yunani dari Laut Aegea dengan mendarat di Marathon
dan menghancurkan Eretria dan Athena. Di bawah pimpinan
Miltiades, Athena berhasil memukul mundur pasukan Persia dari Yunani. Pada masa
inilah muncul cerita Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang berlari sejauh
40 km untuk mengabarkan berita kedatangan pasukan Persia di Marathon.
Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi ketiga usaha ekspansi Persia ke Yunani
melalui darat dengan jumlah pasukan yang sangat besar, bahkan lebih banyak dari
gabungan seluruh pasukan Yunani. Akibatnya, keperkasaan dan perjuangan pasukan
Yunani yang dipimpin oleh Leonidas gagal menahan serangan Persia dari darat,
bahkan pasukan Persia berhasil menguasai dan membakar kota Athena.
Pada tahun 480 SM, kekuatan armada laut Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan kekuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia, dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae.
Pada tahun 480 SM, kekuatan armada laut Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan kekuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia, dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae.
c. Kejayaan Athena di Yunani
Kemenangan angkatan laut Athena saat menghadapi pasukan Persia, menarik
minat polis-polis di Yunani tertarik untuk berkoalisi dengan Athena dan membentuk
Liga Delia pada tahun 478 SM, Athena sebagai ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia
mengubah kebijakan politik luar negeri Athena terutama saat di bawah pimpinan Pericles,
dengan menjadikan liga sebagai kaki tangan Athena.
Pericles membuat peraturan perpajakan yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan berdirinya bangunan yang tinggi dan membuat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus.
Pericles membuat peraturan perpajakan yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan berdirinya bangunan yang tinggi dan membuat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus.
Pericles juga mengembangkan ilmu pemerintahan demokrasi menjadi lebih baik
dengan memberikan kebebasan setiap individu untuk bekerja, mengeluarkan
pendapat, dan menentukan pilihan hidiupnya sendiri.
d. Kemunduran Athena di Yunani
Awal kemunduran Athena ditandai dengan terjadinya perselisihan antara polis
Corinthus dan Corcyca. Athena bersama Liga Delia membantu
Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga Peloponnessos. Kedua kekuatan polis
di Yunani saling bersaing dan terjadilah perang Peloponnessos (431-404
SM).
Perjanjian damai yang dilakukan antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Persekutuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehancuran terutama setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan merobohkan benteng panjang dan menjadi bagian dari koloni Sparta.
Perjanjian damai yang dilakukan antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Persekutuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehancuran terutama setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan merobohkan benteng panjang dan menjadi bagian dari koloni Sparta.
6. Kerajaan
Macedonia
Perang Athena dan Sparta tidak berhenti seketika, namun berjalan sangat
panjang dan lama hingga kedua polis tersebut sudah tidak memiliki kekuatan pertahanan
lagi. Keadaan buruk ini tidak hanya terjadi pada Athena dan Sparta, namun
merebak sampai ke seluruh Yunani. Sehingga dengan sendirinya, Yunani pun
menjadi lemah tidak sekuat saat menghadapi pasukan Raja Darius dari Persia.
Tidak adanya persatuan dan melemahnya kekuatan di Yunani, dimanfaatkan oleh
Raja Philipus, raja Macedonia. Tahun 338 SM, Raja Philipus menyerang
Yunani di wilayah kota Chaerona, keberhasilannya meluas hingga ke seluruh kota
di Yunani. Raja Philip memiliki hasrat ingin menguasai Persia, namun usaha
tersebut tak dapat direalisasikannya karena terbunuh oleh pengawal
pribadinya.
Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di daerah Isos.
Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di daerah Isos.
Kemenangan Macedonia atas Persia tidak membuat Iskandar Zulkarnaen
berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan hingga ke negara-negara di mesopotamia
seperti Syria dan Palestina, lalu Mesir. Di Mesir, Iskandar Zulkarnaen
mendirikan sebuah kota yang dinamainya Iskandariyah (Alexandria).
Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen terus maju hingga ke India, namun karena
ada penolakan dari pasukannya dengan alasan kelelahan maka ekspansi dihentikan
dan diputuskan kembali ke Susa, Persia. Dalam perjalanan pulang Iskandar
Zulkarnaen wafat di Babylonia, peristiwa ini terjadi pada tahun 323
SM.
Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menimbulkan terciptanya kebudayaan baru sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme, pusat kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut antara lain:
Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menimbulkan terciptanya kebudayaan baru sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme, pusat kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut antara lain:
(a) Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus, meliputi Mesir Palestina
dan Cyprus.
(b) Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus, meliputi Yunani,
Balkan dan Asia Kecil.
(c) Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos, meliputi Syria, sebagian Asia
Kecil, sebagian India.
7. Kepercayaan Peradaban
Yunani Kuno
Sejak peradaban awal sampai kerajaan, masyarakat Yunani mempercayai banyak
dewa. Dewa ini digambarkan seperti manusia, tetapi memiliki kekuatan dan
keindahan yang lebih dibandingkan manusia dan hidup abadi. Dewa-dewa ini
tinggal di Gunung Olympus, dengan Dewa Zeus sebagai dewa
tertinggi. Sebagai penghormatan, dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di
perbukitan Gunung Olympus.
Sosok dewa digambarkan sama dengan kehidupan manusia, bisa saling
berpasangan baik sifat (baik dan buruk) maupun jenis kelaminnya (dewa dan dewi)
bahkan saling berperang satu dengan lainnya. Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan
dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan jenis usaha yang dijalani,
misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari, Artemis sebagai dewi bulan
dan pemburu, Area sebagai dewa perang, Athena sebagai dewi kearifan dan
ilmu pengetahuan, Poseidon sebagai dewa laut, Demeter
sebagai dewi tanaman, Hefaistus sebagai dewa api, dan sebagainya.
Sebagai penghormatan orang Yunani tidak banyak membangun kuil-kuil
peribadatan, namun membuat altar peribadatan dengan pendeta yang kebanyakan
terdiri dari kaum perempuan. Olympiade yang dikenal sekarang ini adalah
sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada saat itu orang Yunani setiap 4
tahun sekali melakukan festival pertandingan olahraga antar polis-polis.
8. Peninggalan
Kebudayaan Peradaban Yunani Kuno
Seni pahat dan bangunan menjadi salah satu kebanggaan Yunani masa lalu dan
sekarang. Peninggalan-peninggalanya dibangun dengan gaya arsitektur yang tinggi
juga kokoh, misalnya Acropolis yang dibangun pada masa peradaban
Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian) Kuil Pathenon (Kuil Dewi
Athena), Kuil Erectheum.
Karya sastra yang ditulis lebih banyak menceritakan tentang perjuangan
(heroik), seperti Homerus yang mengarang Illyas (penyerbuan ke Troya,
sekitar tahun 11194 SM) dan Odyssea (pengembaraan Odyssea setelah perang
Troya), cerita perang Yunani dan Persia karya Herodotus dan cerita tentang
perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades.
Tidak jarang pula ditemukan sastra yang berisi cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi karya Aiskhilos dan Sofokles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup keseharian manusia ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi penalaran dalam bentuk metode yang masuk akal (logis) dan penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke bagian terkecil.
Tidak jarang pula ditemukan sastra yang berisi cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi karya Aiskhilos dan Sofokles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup keseharian manusia ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi penalaran dalam bentuk metode yang masuk akal (logis) dan penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke bagian terkecil.
Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang dikenal hingga sekarang
di antaranya:
(a) Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang mengambil pelajaran
astronomi dari Mesir dan Persia.
(b) Socrates, ahli etika dan kesusilaan.
(c) Plato, ahli bidang tata negara dan hukum.
(d) Pithagoras, ahli matematika dan ilmu ukur.
(e) Hippocrates, ahli kedokteran.
(f) Heraclitus, ahli ilmu pengetahuan alam.
Pada masa kekuasaan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia, kebudayaan campuran
antara Asia dan Eropa atau kebudayaan Hellenisme berkembang dengan cepat dan
sangat maju bila dibandingkan dengan kebudayaan asalnya. Kota Iskandariyah
merupakan pusat kebudayaan yang dibuat oleh Iskandar Zulkarnaen mengasilkan
ahli filsafat yang termasyhur yaitu Erastothenes dan Aristarchus,
keduanya merupakan ahli dalam bidang astronomi dan geografi.
Referensi : Materisma
Komentar