Pembuatan
Pupuk Dengan Bantuan Bakteri EM4
pupuk Effective Microorganisme atau EM
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk
organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Beriikut langkah-langkah
pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM). Bahan-bahan
:
* Susu sapi atau susu kambing murni.
* Isi usus (ayam/kambing), yang
dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat
dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg
bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.
Alat-alat yang diperlukan :
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
*Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar
bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya
didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat.
Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi
kental/lengket.
Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan
bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan
bau hasil proses bakteri.
Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi
Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk
luas lahan yang ada dapat dipenuhi.
Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4
adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi: 1 liter bakteri 3 kg bekatul
(minimal) ¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu) ¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana: Ember Pengaduk Panci pemasak air Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa) Cara Pembiakan: Panaskan 5 liter air
sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai
gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata. Setelah campuran
rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul
dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan). Masukkan
bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari
ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang
lebih 10 menit. Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring,
kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat
(agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara). Selanjutnya, botol-botol
bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk
hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air
kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja. Menakar
Komposisi Kandungan EM4 HORISON OLEH: WAYAN NITA Teknologi EM (Effective
Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan,
lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang
menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi
dan jenis-jenis EM. EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang
terdiri dari lima kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi
125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari
mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan
multiple efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan
terlarut seperti asam amino, sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh
akar tanaman. Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam
laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik
membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan
zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat
nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan
organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan
cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan
bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan
hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri
asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik
secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau
busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi
EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus
tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam
amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil,
fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk.
Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang
berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan
daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya
simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas
air dan mengurangi molaritas Benur. Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang
berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung 90% actinomicetes.
Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2 terdiri
dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu. Berbentuk
kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk
menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam
kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa
oleh bakteri fotosintetik sehingga secara langsung dapat diserap tanaman. EM4
terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa
menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan
enzim. EM5 berupa pestisida organik. Mari membuat kompos skala rumah tangga
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola
sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.
Kompos adalah
pupuk yang dibuat dari sampah organic organic. Pembuatannya tidak terlalu
rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan
biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin,
tidak merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos
yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli. Kompos berguna
untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan
yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk
dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman
menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuhan.
Bagaimana Kompos Terjadi Sampah organic secara alami akan mengalami
peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan
jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan
kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6
minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan
kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn
aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya
menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah
45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Peralatan Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur
disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah
non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di
bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk
menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman
bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan
air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus
di bawah atap.
Cara Pengomposan :
- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian
sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top
soil) dan dicampur.
Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan
bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau
sapi ) dapat pula dicampurkan . - Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi
selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk. -
Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah.
Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos,
sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali
normal, kompos sudah jadi. - Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang
kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai
activator. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat
mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh
lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan
organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat
pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective
microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian. Cara Membuat Pupuk Cair
Organik Bahan dan Alat: 1 liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar
(bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya
seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu,
dan lain-lainnya) 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula
pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air 30 kg
kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat.
Cara
Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan
gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan
dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan
bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam
wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih
mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi,
dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri
sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya. Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan
langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur),
tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk
tidak dianjurkan. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk
dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida
lainnya seperti tembakau. Cara Membuat Pupuk Hijau Organik Pupuk Hijau: adalah
pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan
bantuan bakteri. Bahan dan Komposisi: 200 kg hijau daun atau sampah dapur. 10
kg dedak halus. ¼ kg gula pasir/gula merah. ¼ liter bakteri. 200 liter air atau
secukupnya.Cara Pembuatan: Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau
gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan
gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula
disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian
digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam waktu
3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Referensi: bapak Suyono
Komentar