UGM atau Universitas Gadjah Mada merupakan Universitas Negeri tertua di indonesia, dimana Universitas ini secara resmi berdiri pada tanggal 19 Desember 1949. Selain bersifat nasional, Universitas Gadjah Mada atau disingkat UGM juga merupakan universitas yang berperan sebagai pengemban pancasila serta universitas pembina di indonesia.
Universitas yang berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta ini awalnya hanya memiliki enam fakultas. Namun seiring berjalannya waktu, maka terus bertambah fakultas-fakultas yang ada di UGM tersebut. Dan hingga sampai saat ini, sebagaimana Dunia Baca dot Com kutip dari laman Wikipedia, sudah tercatat kurang lebih 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana, dan lebih dari 100 Program Studi untuk S-2, S-3, dan Spesialis.
Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan/atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Ditilik dari
sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan pendirian
kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang
ada di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta.
Nama Gadjah
Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri
dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung
KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof.
Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.
Sejak 4
Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke
Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu
serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung
ikut pindah ke Yogyakarta.
Pada tanggal
17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di
Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir.
Wreksodhiningrat.
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Institut
Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten
dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam
pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi Rektor
Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai
dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.
Pada awal
Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mendirikan Akademi
Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik
calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan
Departemen Penerangan.
Akademi ini
awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak
berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948,
akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan
sehingga akademi ini ditutup.
Selanjutnya
pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta,
sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan
Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan
Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum
Negeri. Demi efisiensi, Panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli
Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan
oleh Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948.
Serangan Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H.
Salah satu
hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih
tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr.
Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras
mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk
kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton
dan beberapa gedung di sekitarnya.
Tanggal 1
November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri
kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas
Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada
upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang
telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman
Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.
Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal 3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:
- Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
- Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
- Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
- Fakultas Kedokteran Hewan;
- Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
- Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai
Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang
sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri
dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku
Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.
Sejarah Perkembangan Universitas Gadhjah Mada
Tahun 1952
Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga
menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada bulan September
1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi
Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
Sejak September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
- Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
- Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
- Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
- Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas Filsafat.
- Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
- Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
- Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun
1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas
Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.
Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).
Pada tahun 1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).
Untuk
memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan pula
Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan
Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat
dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan.
Sebagai
penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk
melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas gabungan Fakultas Umum dan
Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat
didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus
dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah
Agama.
Pada tahun
1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas
Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi
Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan
Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.
Pada tahun 1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Semenjak
tahun 1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua
Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar
Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor).
Awal tahun
1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah
menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi
diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi
diintegrasikan ke Fakultas Teknik.
Visi :
Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa.
Misi :
Menjadi universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa.
Misi :
- Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkelas dunia, beridentitas kerakyatan serta membangun sosio-budaya Indonesia (Misi Khusus)
- Menuntaskan transisi UGM menjadi universitas yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (Good University Governance). (Misi Khusus)
- Melaksanakan pembelajaran dan pengabdian berbasis riset (Misi Umum)
Pembaca,
itulah sejarah singkat dan perkembangan UGM serta visi dan misi
universitas gadjah mada, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua serta
dapat menjadi salah satu referensi untuk para pembaca dalam mencari sebuah
perguruan tinggi atau kampus untuk Anda menimba ilmu.
Refferensi :
www.ugm.ac.id dan id.wikipedia.org
Komentar