Langsung ke konten utama

Wisata Alam Danau Maninjau, Sumatera Barat

Danau Maninjau terletak di wilayah Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Danau Maninjau tercatat sebagai danau terluas ke-11 di Indonesia dan terluas ke-2 di Sumatera Barat setelah Danau Singkarak.

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik dengan luas sekitar 99,5 km2 dan kedalaman maksimun 495 meter, berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut.

Danau ini berjarak sekitar 140 kilometer sebelah utara kota Padang, sedangkan dari Bukittinggi sekitar 36 kilometer. Sementara dari Lubuk Basung, ibu kota Kabupaten Agam, jaraknya mencapai 27 kilometer. Danau Maninjau merupakan salah destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi jika melakukan kunjungan wisata ke Provinsi Sumatera Barat.

Dari arah kota Bukittinggi, untuk bisa mencapai Danau Maninjau, wisatawan akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan nama Kelok 44 sepanjang kurang lebih 6 km, dimulai dari Bukit Ambun Pagi sampai ke Danau Maninjau. Jarak Kelok 44 (Ambun Pagi) dari Bukittinggi sekitar 30 km. Dinamakan Kelok 44 karena ruas jalan ini penuh liku dan belokan (kelokan)yang meliuk-liuk mengukir dan menyusuri pinggang Bukit Barisan, terbentang dari Am­bun Pagi sampai ke Maninjau. Panorama Danau Maninjau yang indah mempesona sudah bisa dinikmati selama perjalanan menyusuri Kelok 44 ini.

Perhitungan kelokan dimulai dari bawah (Danau Maninjau) menuju Bukit Ambun Pagi, sehingga jika perjalanan dimulai dari Bukit Ambun Pagi, maka wisatawan akan melihat penulisan angka terakhir 44 di sudut tikungan pertama. Puncak tertinggi di daerah perbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang.

Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas akomodasi wisata, antara lain Hotel Maninjau Indah dan Hotel Pasir Panjang Permai. Untuk pilihan akomodasi wisata yang paling mewah, terdapat Resort Maninjau yang memiliki pemandangan panorama Danau Maninjau.

referensi:wisatanusantara.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Pangkur dan Maknanya

Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun

Bedanya Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah , Makalah, Dan Paper

Karya ilmiah merupakan hasil paduan berpikir ilmiah melalui penelitian. Karya ilmiah disusun secara sistematis berdasarkan kaidah berpikir ilmiah, yang karena itu, sangat sulit dihasilkan oleh mereka yang tidak mempelajari dan memahami aturan dan prosedur keilmiahan. Karya ilmiah bertumpu pada berpikir ilmiah, yaitu: berpikir deduktif dan induktif. Adapun karya ilmiah dapat dipilah menjadi:  1. Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya ti

HAKIKAT SHOLAT MENURUT SYEKH SITI JENAR

http://www.javalaw-bmg.blogspot.com Peliharalah shalatmu dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyuk (QS Al. Baqarah / 2:238). Ini adalah penegasan dari Allah tentang kewajiban dan keharusan memelihara shalat, baik segi dzahir maupun batin dengan titik tekan khusyuk, kondisi batin yang mantap. Secara lahir, shalat dilakukan dengan berdiri, membaca Al-Fatihah , sujud, duduk dsb. Kesemuanya melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisikal. Karena semua gerakan badan berlaku dalam semua shalat, maka dalam ayat tersebut disebut shalawaati (segala shalat) yang berarti jamak. Dan ini menjadi bagian pertama, yakni bagian lahiriah. Bagian kedua adalah tentang shalat wustha, yaitu yang secara sufistik adalah shalat hati. Wustha dapat diartikan pertengahan atau tengah-tengah. Karena hati terletak di tengah, yakni di tengah diri, maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati. Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan