Langsung ke konten utama

Sejarah dan Letak Geografis Singapura


Letak geografis Singapura
Singapura nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer (85 mil) di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di dunia[16] dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Johor–Singapore Causeway di utara, dan Tuas Second Link di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi 166 m (545 kaki).
Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari 581,5 km² (224.5 mil²) pada 1960-an menjadi 704 km² (271.8 mil²) pada hari ini, dan akan meluas lagi hingga 100 km² (38.6 mil²) pada 2030. Proyek ini kadang mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong.
2.6 Sejarah Berdirinya Singapura
 Pada awalnya Singapura di sebut Pu- Lo – Chung atau pulau paling ujung .Pada masa silam sekitar abad ke 14, pulau Singapura dan Malaya merupakan sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek "Kota Laut".Kerajaan Sriwijaya pusatnya di Jambi dan nantinya di tanah yang dihuni masyarakat Minangkabau. Meskipun demikian, pada awal 1400-an pusat negeri Melayu sudah sepenuhnya bergeser ke Malaka. Menurut Sejarah Melayu, selepas kejatuhan Empayar Sriwijaya di Palembang pada abad ke-14, keluarga diraja Sriwijaya yang terselamat telah melarikan diri ke pulau-pulau sekitarnya yang masih setia kepada Sriwijaya.
Pada tahun 1324, seorang putera Sriwijaya bernama Sang Nila Utama menawan Temasek dan membunuh gabenur yang dilantik kerajaan Ayuthaya, Temagi. Baginda yang mengasaskan kerajaan Singapura lama. Baginda terus memerintah selama 48 tahun dan kekuasaannya diiktiraf oleh satu utusan dari Maharaja China pada tahun 1366. Baginda secara rasmi bergelar Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana, Batara Sri Tri Buana bermaksud "Yang Dipertuan kepada tiga dunia" melambangkan kekuasaannya ke atas Palembang, Bintan dan Temasek. Baginda mangkat pada tahun 1372 dan digantikan oleh anaknya, Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372 – 1386) dan cucunya, Paduka Seri Rana Wira Kerma (1386 - 1399).
Pada tahun 1399, cicit Sang Nila Utama, Dharmaraja menaiki takhta kerajaan Singapura dengan gelaran Paduka Sri Maharaja Parameswara. Bagaimanapun, pada tahun 1401, baginda telah melarikan diri dari Singapura selepas serangan tentera Majapahit yang berkomplot dengan Bendahara yang belot, Sang Rajuna Tapa. Awalnya Singapura/Tumasik adalah Pos Luar dari Kerajaan Besar Sriwjaya. Saat itu Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan hingga Semenanjung Malaya(Malaysia), Kamboja, Thailand, Filipina dan Vietnam. Tidak mengherankan bila Sriwijaya dan Majapahit menjadi referensi Nusantara oleh para pejuang pra kemerdekaan.
Di abad XIV, runtuhnya Sriwijaya, Tumasik dibawah kekuasaan Majapahit yang ditaklukkan pada tahun 1401. Dengan menguasai Tumasik, sebagaimana Sriwijaya, Majapahit mampu mendominasi perdagangan internasional di perairan Melaka. Di abad berikutnya, dengan runtuhnya Majapahit, Tumasik menjadi Negara bagian Kerajaan Ayuttaya (Siam/Thailand). Namun juga karena kemunduran dari kerajaan Siam tersebut, di abad XIV, Tumasik menjadi bagian dari Kesultanan Malaka . Kesultanan Malaka merupakan “kelanjutan” dari Sriwijaya. Pendirinya adalah Parameswara.
Di tahun 1511, Portugis mulai menyerang Kesultanan Malaka. Ini adalah awal dari keruntuhan kesultanan tersebut. Di tahun 1511, kesultanan Melaka runtuh dan diteruskan oleh Kesultanan Johor. Pada 16 September 1963, Inggris setuju untuk menyerahkan Snagpura ke Malaysia (Inggris memerderkakan Malaysia, 31 Agustus 1957) untuk mendirikan Negara Federasi Malaysia . Karena Singapura dan Malaysia bekas jajahan Inggris. Dan karena ada hal lain yang menyebabkan Singapura memisahkan diri dari Persekutuan/Kerajaan Malaysia pimpinan Tunku Abdul Rahman.
9 Agustus 1965, Singapura resmi menjadi Negara yang berdiri sendiri terlepas dari Negara manapun.
Silsilah Raja yang pernah berkuasa di Tumasik :
1.    Sang nila utama ( Sri tri buana)
Dalam Sulalatus Salatin, Sang Nila Utama disebutkan sebagai putra pasangan Sang Sapurba dengan Wan Sundaria (anak dari Demang Lebar Daun, penguasa Palembang). Ia menikah dengan Wan Sri Bini, dan awal menjadi raja di Bintan sebelum pindah ke Singapura.
2.    Paduka Sri Pikrama Wira
Putra tertua dari Sang Nila Utama dan Raja kedua dari Singapura. Ia dikenal sebagai Raja Kecil Besar sebelum ia naik tahta dan menikah dengan putri India yang bernama Nila Panjadi. Ia memerintah dari tahun 1347 hingga tahun 1362.
Pemerintahannya ditandai dengan adanya upaya pertama oleh Siam untuk menundukkan kerajaan pulau ini. Seperti dicatat oleh Wang Dayuan pada tahun 1349, armada siam terdiri dari 70 jung datang ke kerajaan pulau ini.
3.    Sri Rana Wira Kerma
adalah putra tertua dari Paduka Seri Wikrama Wira dengan istrinya Nila Panjadi. Ia merupakan Raja Singapura ketiga. Ia dikenal sebagai Raja Muda sebelum naik tahta dan menikah dengan putri dari Bendahara Tun Perpatih Muka Berjajar. Ia memerintah dari tahun 1362 hingga tahun 1375.
4.    Paduka Sri Maharaja
adalah pura tertua dari Paduka Seri Rana Wikrama dan Raja keempat dari Singapura. Ia juga dikenal sebagai Damia Raja sebelum naik tahta. Menurut Sejarah Melayu, selama masa pemerintahan Paduka Sri Maharaja ditandai dengan terjadinya peristiwa Todak yang melanda seluruh pantai Singapura. Seorang pemuda, Hang Nadim, memikirkan solusi cerdik untuk menghalau todak. Raja awalnya berterima kasih, tetapi merasa semakin terancam oleh kecerdasan anak itu, dan memerintahkan agar anak itu dieksekusi. Pada 1389, Paduka Sri Maharaja digantikan oleh putranya, Iskandar Shah.
5.    Parameswara
Merupakan raja yang memerintah terakhir di Kerajaan Tumasik.
Periode pemerintahan raja-raja tersebut di perkirakan berakhir pada abad ke 14. Dan Singapura sempat mengalami pengruh perkembangan islam.Pada masa itu wilayah kekuasaan kerajaan Tumasik meliputi seluruh wilayah Singapura dan pulau kecil yang berada disekitarnya .



referensi:

Hall, D.G.E. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Pangkur dan Maknanya

Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun

Bedanya Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah , Makalah, Dan Paper

Karya ilmiah merupakan hasil paduan berpikir ilmiah melalui penelitian. Karya ilmiah disusun secara sistematis berdasarkan kaidah berpikir ilmiah, yang karena itu, sangat sulit dihasilkan oleh mereka yang tidak mempelajari dan memahami aturan dan prosedur keilmiahan. Karya ilmiah bertumpu pada berpikir ilmiah, yaitu: berpikir deduktif dan induktif. Adapun karya ilmiah dapat dipilah menjadi:  1. Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya ti

HAKIKAT SHOLAT MENURUT SYEKH SITI JENAR

http://www.javalaw-bmg.blogspot.com Peliharalah shalatmu dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyuk (QS Al. Baqarah / 2:238). Ini adalah penegasan dari Allah tentang kewajiban dan keharusan memelihara shalat, baik segi dzahir maupun batin dengan titik tekan khusyuk, kondisi batin yang mantap. Secara lahir, shalat dilakukan dengan berdiri, membaca Al-Fatihah , sujud, duduk dsb. Kesemuanya melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisikal. Karena semua gerakan badan berlaku dalam semua shalat, maka dalam ayat tersebut disebut shalawaati (segala shalat) yang berarti jamak. Dan ini menjadi bagian pertama, yakni bagian lahiriah. Bagian kedua adalah tentang shalat wustha, yaitu yang secara sufistik adalah shalat hati. Wustha dapat diartikan pertengahan atau tengah-tengah. Karena hati terletak di tengah, yakni di tengah diri, maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati. Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan