Langsung ke konten utama

40 Dosen mengikuti workshop di kampus Pelita Indonesia



PEKANBARU - Sebanyak 40 dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia (PI) mengikuti workshop di kampus Pelita Indonesia, Jalan Ahmad Yani, Jumat (12/6/2015). Kegiatan ini upaya meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam penelitian.

Ketua Penyelenggara Acara sekaligus STIKOM PI, Tedy Chandra, mengatakan, workshop ini mengangkat tema "Pelatihan Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk Hibah dan Ristek Dikti Bagi Dosen dan Mahasiswa". Pematerinya, dosen Universitas Riau (UR) sekaligus Direktur Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan serta Tim Penilai (Reviewer) untuk hibah dilaksanakan Dikti, Prof Dr Suryono Sikumbang. 

"Tujuan kita melakukan workshop ini untuk meningkatkan kemampuan dalam penelitian dosen. Sebab dosen yang bagus itu, selain bisa memberikan materi kepada mahasiswanya, juga mampu melakukan penelitian," kata Tedy Chandra.

Untuk dosen Pelita Indonesia, katanya, sudah banyak melakukan penelitian dan mendapatkan dana hibah, baik skala pemula hingga kompetitif. "Bagi dosen pemula kita banyak mendapatkan dana penelitian dari pemerintah, namun skala besar atau kompetitif belum begitu banyak. Untuk itu, melalui workshop ini bisa menjadi motivasi bagi dosen untuk melakukan penelitian berskala besar, sehingga meningkatkan kualitasnya," jelasnya.

Tedy Chandra menambahkan, banyaknya penelitian dilakukan dosen juga berpengaruh pada peningkatakn karier mereka ke depan.

"Penelitian ini juga merupakan tri dharma perguruan tinggi yang harus dilakukan para dosen," ucapnya.

Penulis  : Riko Saputra
Editor    : Unik Susanti

referensi : halloriau.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Pangkur dan Maknanya

Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun

Bedanya Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah , Makalah, Dan Paper

Karya ilmiah merupakan hasil paduan berpikir ilmiah melalui penelitian. Karya ilmiah disusun secara sistematis berdasarkan kaidah berpikir ilmiah, yang karena itu, sangat sulit dihasilkan oleh mereka yang tidak mempelajari dan memahami aturan dan prosedur keilmiahan. Karya ilmiah bertumpu pada berpikir ilmiah, yaitu: berpikir deduktif dan induktif. Adapun karya ilmiah dapat dipilah menjadi:  1. Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya ti

HAKIKAT SHOLAT MENURUT SYEKH SITI JENAR

http://www.javalaw-bmg.blogspot.com Peliharalah shalatmu dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyuk (QS Al. Baqarah / 2:238). Ini adalah penegasan dari Allah tentang kewajiban dan keharusan memelihara shalat, baik segi dzahir maupun batin dengan titik tekan khusyuk, kondisi batin yang mantap. Secara lahir, shalat dilakukan dengan berdiri, membaca Al-Fatihah , sujud, duduk dsb. Kesemuanya melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisikal. Karena semua gerakan badan berlaku dalam semua shalat, maka dalam ayat tersebut disebut shalawaati (segala shalat) yang berarti jamak. Dan ini menjadi bagian pertama, yakni bagian lahiriah. Bagian kedua adalah tentang shalat wustha, yaitu yang secara sufistik adalah shalat hati. Wustha dapat diartikan pertengahan atau tengah-tengah. Karena hati terletak di tengah, yakni di tengah diri, maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati. Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan