Vladimir
Vladimirovich Putin lahir pada tanggal 7 Oktober
1952 di St Petersburg
yang pada saat itu dikenal dengan nama Leningrad.
Dia sebagai anak tunggal karena kedua saudaranya meninggal ketika masih kecil,
yang pertama ketika lahir yang kedua karena dipteri. Sekalipun
mengakui pemerintahan Komunis, Putin dibaptis berdasarkan kepercayaan Gereja Ortodoks. Ketika masa
muda, sering dipanggil Putka. Ayahnya, Vladimir Spiridonovich Putin, adalah
karyawan lepas dari sebuah pabrik dan meninggal pada bulan Agustus 1999. Ibunya Maria Ivanovna Putina,
meninggal 6 bulan lebih awal.
Putin
memiliki kemampuan yang cukup baik dalam berbahasa
Inggris dan Jerman serta memiliki keterampilan dalam bela diri khususnya sambo (bela diri ala
Rusia) dan judo,
bukan perokok dan bukan pemabuk berat.
Vladimir
Putin menikahi Lyudmila pada tahun 1958 dan memiliki dua anak Katya (1985) dan
Masha (1986). Kedua duanya lahir di Dresden,
Jerman dan saat ini bersekolah di sekolah internasional di Moskwa. Dia memiliki
binatang peliharaan berupa seekor anjing pudel yang dipanggil Tosca. Lyudmila sendiri seorang lulusan sarjana bidang filologi pada Universitas Negeri
Leningrad. Setelah lulus dia bekerja sebagai pramugari di Kaliningrad dan sekarang
sebagai pengajar. Dia memiliki keterampilan dalam berbahasa Inggris, Jerman dan
Spanyol.
Jabatan sebelumnya:
Ketua Komite untuk Hubungan Luar Kota Administrasi St.
Petersburg
28 Juni 1991-1996
28 Juni 1991-1996
Ketua Direktorat Kontrol Administrasi Kepresidenan Rusia
26 Maret 1997-Mei 1998
26 Maret 1997-Mei 1998
Direktur FSB
25 Juli 1998 - 9 Agustus 1999
25 Juli 1998 - 9 Agustus 1999
Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia
29 Maret 1999-15 November 1999
29 Maret 1999-15 November 1999
Perdana Menteri Rusia
9 Agustus 1999–7 Mei 2000
9 Agustus 1999–7 Mei 2000
Presiden
Rusia
31 Desember 1999-7 Mei 2008
31 Desember 1999-7 Mei 2008
Ketua G-8
2006
2006
Perdana Menteri:
Mikhail Kasyanov
Viktor Khristenko
Mikhail Fradkov
Viktor Zubkov
Mikhail Kasyanov
Viktor Khristenko
Mikhail Fradkov
Viktor Zubkov
Putin menciptakan payung hukum bagi setiap kebijakan yang akan ia terapkan
kelak. Ia menyebutnya sebagai ”kediktatoran hukum” (dictatorship of law). Langkah ini dimaksudkan untuk menciptakan
garis kekuasaan vertikal yang berpangkal pada undang-undang federal dengan
presiden sebagai pemilik otoritas tertinggi dalam sistem birokrasi kenegaraan.
Hal ini menindaklanjuti ketidakseimbangan kekuasaan antara pemerintah pusat dan
daerah yang telah berlangsung sejak pemerintahan Yeltsin.
Kebijakan-kebijakan
dalam negeri:
1. Menumpas gerakan separatis Chechnya saat menjabat perdana menteri.
Stabilitas dalam negeri menjadi tujuan utama dengan mengabaikan kritik atas
kebijakannya yang dianggap melanggar HAM.
2. Reformasi
pemerintahan/birokrasi dengan menciptakan tujuh distrik federal baru yang
menjadi pusat administrasi 89 negara bagian. Distrik Federal Pusat, ibukota
Moskwa; Distrik Federal Barat Daya, ibukota St Petersburg; Distrik Federal
Kaukasus Utara, ibukota Rostov-na-Donu; Distrik Federal Volga, ibukota Nizhniy
Novgorod; Distrik Federal Ural, ibukota Yekaterinburg; Distrik Federal Siberia,
ibukota Novosibirsk; Distrik Federal Timur Jauh, ibukota Khabarovsk. Lima dari
tujuh pemimpin distrik ini merupakan orang-orang dari militer dan polisi
rahasia.
3. Reformasi sistem birokrasi
lama yang dilakukan Putin diikuti dengan revitalisasi institusi Kejaksaan Agung
(General Prosecutor). Institusi ini
akan ditempatkan di masing-masing distrik federal dan cabangnya akan
ditempatkan di masing-masing wilayah. Langkah ini ditempuh untuk mendukung
kinerja pejabat distrik federal dalam menanggulangi pelbagai persoalan hukum.
Reformasi birokrasi dengan sendirinya telah menciptakan sebuah sistem kekuasaan
hierarkis-vertikal. Reformasi ini memang menempuh cara-cara baru yang cenderung
otoriter karena presiden seolah-olah tidak ingin adanya penguasa tandingan di
tingkat domestik. Dengan demikian ia dapat dengan leluasa menerapkan berbagai
kebijakan yang sifatnya seragam dari atas-ke-bawah.
Putin dalam pidatonya kepada parlemen pada tanggal 3 April 2001 menyebutkan
bahwa rangkain reformasi birokrasi mutlak diperlukan demi terciptanya sebuah
negara federal yang solid.
Untuk menciptakan pemerintahan
yang solid, Putin mengajak sejumlah koleganya dari FSB, militer, dan polisi.
Orang-orang ini disebut sebagai siloviki, yaitu orang-orang yang memiliki kedisiplinan tinggi dan memiliki visi
penciptaan stabilitas. Menurut seorang sosiolog, Olga Kryshtnaovskaya, seperti
dikutip Goldman, jumlah siloviki yang
menjadi staf Kremlin diperkirakan mencapai 50 sampai 70 persen. Orang-orang
inilah yang mendukung setiap kebijakan Putin untuk menguatkan struktur
kenegaraan dengan menerapkan pola-pola yang cenderung otoriter.
4. Bersamaan dengan reformasi birokrasi, Putin mulai mengarahkan
perhatiannya pada sistem perpajakan negara. Putin merancang undang-undang
perpajakan baru yang diratifikasi oleh Dewan Federal (kamar atas parlemen
Rusia) tanggal 26 Juli 2000.
Undang-undang perpajakan baru ini menurunkan pajak perusahaan dari 4
persen menjadi 1 persen dan pajak daerah dari 12 sampai 30 persen menjadi rata
13 persen. Penetapan undang-undang perpajakan baru ini mendapat tentangan dari
beberapa gubernur, salah satunya dari walikota Moskwa, Yuri Luzhkov. Luzhkov
mengatakan bahwa beberapa wilayah akan kesulitan dengan tingginya pajak dan
mengharapkan kemurahan hati pemerintahan pusat untuk mendistribusikan kembali
secara adil.
Dengan adanya UU perpajakan baru, Putin mulai
mengejar para pengusaha yang dianggap menggelapkan pajak semasa pemerintahan
Yeltsin, antara lain Khodorkovsky, Mikhail Khodorkovsky.adalah
salah satu pengusaha kaya yang pernah mendanai partai Yabloko sebesar 100 juta
dolar untuk menjadi partai oposisi Partai Rusia Bersatu yang mendukung Putin.
Komentar