Ada juga peristiwa yang
membuat Muhammad semakin disegani masyarakat saat itu yaitu ketika Ka’bah
dibersihkan dan Hajar Aswad harus kembali diletakkan pada tempat semula, setiap
ketua suku saling berebut untuk meletakkannya bahkan nyaris terjadi pertumpahan
darah, karena suatu kebanggaan bagi sebuah suku jika ketua suku mereka menjadi
orang yang meletakkan batu hitam yang sangat mulia dan bersejarah itu. Namun
kemudian sesepuh dari mereka berkata bahwa bagaimana kalau orang yang
meletakkan Hajar Aswad adalah orang yang akan datang pertama kali dari balik
bukit.
Dan mereka menunggu orang tersebut dan akhirnya orang tersebut adalah Muhammad Al-Amin. Maka Muhammad segera berfikir dan mengambil sehelai kain panjang, diletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, lalu disuruhnya setiap kepala suku untuk memegang dan mengangkat ujungnya menuju tempat Hajar Aswad itu setelah sampai, Muhammad dengan tangannya yang mulia memasangkan batu hitam itu ditempatnya.
Puaslah para ketua suku atas solusi Muhammad. Bisa saja saat itu Muhammad tidak perlu membuat keputusan untuk menggelar kain dan menyuruh tiap ketua suku untuk mengangkat ujungnya, bisa saja Muhammad sendiri yang langsung meletakkan batu tersebut sendirian tanpa perlu melibatkan para ketua suku namun Muhammad bukanlah orang yang egois, beliau adalah orang yang luar biasa cerdas serta bijaksana, beliau tahu bahwa sangat membanggakan sekali jika bisa menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya maka beliau membuat keputusan tersebut agar semua suku merasa puas dan bangga. Itulah yang membuat orang sangat mengagumi pemuda yang bernama Muhammad ini.
Dan mereka menunggu orang tersebut dan akhirnya orang tersebut adalah Muhammad Al-Amin. Maka Muhammad segera berfikir dan mengambil sehelai kain panjang, diletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, lalu disuruhnya setiap kepala suku untuk memegang dan mengangkat ujungnya menuju tempat Hajar Aswad itu setelah sampai, Muhammad dengan tangannya yang mulia memasangkan batu hitam itu ditempatnya.
Puaslah para ketua suku atas solusi Muhammad. Bisa saja saat itu Muhammad tidak perlu membuat keputusan untuk menggelar kain dan menyuruh tiap ketua suku untuk mengangkat ujungnya, bisa saja Muhammad sendiri yang langsung meletakkan batu tersebut sendirian tanpa perlu melibatkan para ketua suku namun Muhammad bukanlah orang yang egois, beliau adalah orang yang luar biasa cerdas serta bijaksana, beliau tahu bahwa sangat membanggakan sekali jika bisa menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya maka beliau membuat keputusan tersebut agar semua suku merasa puas dan bangga. Itulah yang membuat orang sangat mengagumi pemuda yang bernama Muhammad ini.
Muhammad sangat peka
terhadap sekelilingnya, beliau sering berfikir akan kerusakan sosial yang
terjadi di sekitarnya. Saat itu marak sekali di masyarakat terjadi penyimpangan
sosial seperti mabuk-mabukan menjadi hal yang biasa, perampasan hak serta
penindasan oleh si kaya terhadap si miskin, perbudakan, seks bebas,
pemerkosaan, bermegah-megahan, mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena
memiliki anak perempuan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Mungkin
kebobrokan masyarakat saat itu tak jauh berbeda dengan yang terjadi di
sekeliling kita saat ini.
Saat usia beliau
menginjak 35 tahun, Muhammad sering mengasingkan diri keluar kota Mekkah agar
lebih tenang dan dapat berfikir jernih. Sebagai seorang yang sangat peduli
dengan lingkungannya dan bangsanya, Muhammad ingin melakukan sesuatu agar
kerusakan moral yang terjadi di kalangan masyarakat Arab tak terus berlanjut.
Namun beliau sendiri bingung harus memulai dari mana. Tempat yang beliau pilih
untuk merenung dan berfikir adalah Gua Hira’.
Akhirnya pada saat usia
Muhammad 40 tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa pada sang
Khalik, muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata
“Iqra’” yang berarti “Bacalah” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca.
Memang Nabi Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu
sangat jarang sekali orang yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang
khusus mempelajari syair dan sastra. Orang yang tidak bergulat dibidang syair
jarang yang bisa membaca dan menulis.
Lalu Jibril mengatakan
lagi “Iqra’” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian Jibril
mendekat dan merangkul Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi
orang asing dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’
bismirabbikalladzii Khalaq...” Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu
yang pertama kali turun pada Muhammad dan resmilah saat itu yaitu malam 17
Ramadhan Muhammad diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.
Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)
Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)
Setelah menirukan Jibril
membaca surat Al- ‘Alaq ayat 1-5, Nabi Muhammad pun segera pulang dengan rasa
takut dan gemetar. Sesampai di rumah beliau meminta pada istri beliau Khadijah
untuk menyelimutinya. Setelah tenang beliau bercerita pada Khadijah bahwa
beliau telah didatangi orang yang sangat putih bersih dan tampan dan
menyuruhnya untuk membaca surat Al-‘Alaq dimana isi bacaannya sangat indah dan
belum pernah ada sebelumnya.
Khadijah adalah istri
yang sangat bijaksana, mendengar cerita suaminya, beliau tersenyum dan berkata
“ Berbahagialah suamiku sesungguhnya itu adalah Jibril, yaitu malaikat yang
juga diturunkan pada Rosul sebelum engkau.” Saat itu Muhammad belum mengerti
jika itu adalah Jibril.
Lalu Khadijah pergi ke rumah saudaranya yang menjadi ahli kitab yang tetap berpegang pada ajarann Tauhid yang bernama “Waraqaq bin Naufal” dan menceritakan apa yang dialami suaminya. Waraqaq pun berkata bahwa orang yang disebut dalam kitab sebelumnya telah datang yaitu Muhammad suami Khadijah dan Waraqaq pun berpesan pada Khadijah agar menjaga sang suami sepanjang waktu karena, suaminya adalah manusia piluhan yang selama ini ditunggu tunggu kehadirannya. Waraqaq pun menambahkan bahwa jikalau ia masih muda dan sehat tentu ia akan sekuat tenaga melindungi Rosul Muhammad dan akan membelanya saat beliau nanti dimusuhi dan diusir dari Mekkah oleh orang kafir Quraisy.
Itulah keterangan Waraqaq pada Khadijah. Dan mulai saat itu Khadijah semakin kagum pada suaminya, ternyata suaminya adalah orang yang dipilih Alloh menjadi Rosul penutup zaman seperti yang sudah disebut pada kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Lalu Khadijah pergi ke rumah saudaranya yang menjadi ahli kitab yang tetap berpegang pada ajarann Tauhid yang bernama “Waraqaq bin Naufal” dan menceritakan apa yang dialami suaminya. Waraqaq pun berkata bahwa orang yang disebut dalam kitab sebelumnya telah datang yaitu Muhammad suami Khadijah dan Waraqaq pun berpesan pada Khadijah agar menjaga sang suami sepanjang waktu karena, suaminya adalah manusia piluhan yang selama ini ditunggu tunggu kehadirannya. Waraqaq pun menambahkan bahwa jikalau ia masih muda dan sehat tentu ia akan sekuat tenaga melindungi Rosul Muhammad dan akan membelanya saat beliau nanti dimusuhi dan diusir dari Mekkah oleh orang kafir Quraisy.
Itulah keterangan Waraqaq pada Khadijah. Dan mulai saat itu Khadijah semakin kagum pada suaminya, ternyata suaminya adalah orang yang dipilih Alloh menjadi Rosul penutup zaman seperti yang sudah disebut pada kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Setelah wahyu pertama
kemudian turun wahyu kedua dan seterusnya yang intinya Nabi Muhammad disuruh
untuk menyampaikan bahwa yang berhak disembah adalah Alloh SWT bukanlah lainnya
buakan juga berhala-berhala Latta, Uza, Manata yang selama ini menjadi
sesembahan kaum Quraisy kebanyakan. Muhammad pun kemudian menyampaikan
dakwahnya secara sembunyi-sembunyi, saat itu yang pertama kali menerima
dakwahnya tentulah istri beliau, Khadijah, kemudian Abu Bakar sahabat beliau
dan kemudian Ali bin Abi Thalib, sepupu beliau.
Berikut ini adalah bunyi wahyu kedua “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (Al-Mudatsir 74: 1-7)
Dakwah sembunyi-sembunyi
ini dilakukan selama 3 tahun. Biasanya beliau melakukan pertemuan di rumah
Arqam bin Abi Arqam yaitu seorang pemuda Quraisy yang juga memiliki pengaruh,
terpandang dan kaya-raya sehingga tak ada orang yang berani untuk mengusiknya.
Karena sering melakukan kajian di rumah Arqam bin Abi Arqam inilah maka dakwah
beliau ini sering terkenal dengan sebutan “Darul Arqam”. Orang yang
pertama-tama masuk Islam ini terkenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun.Berikut ini adalah bunyi wahyu kedua “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (Al-Mudatsir 74: 1-7)
Setelah tiga tahun dakwah
sembunyi-sembunyi, Maka sudah saatnya Nabi Muhammad berdakwah terang-terangan.
Suatu hari Muhammad mengumpulkan orang-orang Makkah di suatu tempat. Karena
orang yang mengundang adalah termasuk orang yang berpengaruh maka datanglah
seluruh penduduk Makkah baik itu yang berpangkat dan kaya-raya ataupun yang
orang biasa sampai budakpun datang.
Lalu Muhammad Al-Amin mengatakan sesuatu yang sangat diplomatis “ Hai penduduk Makkah, percayakah kalian jika aku mengatakan ada segerombolan unta dibalik bukit itu.” Lalu orang-orang pun berkata “ Wahai Al-Amin, anda adalah orang yang tidak pernah berbohong, man mungkin kami tak percaya.” Begitulah jawaban mereka. Lalu Nabi Muhammad menyampaikan wahyu Alloh yang diterimanya dan mengajak manusia untuk hanya menyembah Alloh.
Dari dakwah secara terang-terangan ini mulailah banyak yang memeluk Islam dan juga mulailah kaum Quraisy yang merasa kepentingannya akan bergesekan mengecam keras dan memusuhi Nabi besrta pengikutnya. Islam menyerukan peersamaan hak dan tidak boleh ada kasta dalam tatanan masyarakat, ini sangat bertentangan dengan kebanyakan kaum bangsawan yang banyak memiliki budak dan mempekerjakannya tanpa upah dan banyak yang tanpa perasaan menyiksa mereka. Oleh karena itu banyak orang yang tidak suka dengan ajaran Muhammad karena membuat mereka akan kehilangan keuntungannya dan hartanya dalam mempekerjakan budak tanpa upah.
Lalu Muhammad Al-Amin mengatakan sesuatu yang sangat diplomatis “ Hai penduduk Makkah, percayakah kalian jika aku mengatakan ada segerombolan unta dibalik bukit itu.” Lalu orang-orang pun berkata “ Wahai Al-Amin, anda adalah orang yang tidak pernah berbohong, man mungkin kami tak percaya.” Begitulah jawaban mereka. Lalu Nabi Muhammad menyampaikan wahyu Alloh yang diterimanya dan mengajak manusia untuk hanya menyembah Alloh.
Dari dakwah secara terang-terangan ini mulailah banyak yang memeluk Islam dan juga mulailah kaum Quraisy yang merasa kepentingannya akan bergesekan mengecam keras dan memusuhi Nabi besrta pengikutnya. Islam menyerukan peersamaan hak dan tidak boleh ada kasta dalam tatanan masyarakat, ini sangat bertentangan dengan kebanyakan kaum bangsawan yang banyak memiliki budak dan mempekerjakannya tanpa upah dan banyak yang tanpa perasaan menyiksa mereka. Oleh karena itu banyak orang yang tidak suka dengan ajaran Muhammad karena membuat mereka akan kehilangan keuntungannya dan hartanya dalam mempekerjakan budak tanpa upah.
Banyak sekali ancaman,
kecaman dan siksaan yang dialami oleh orang yang memeluk Islam diawalnya
seperti Bilal bin Rabbah adalah seorang budak berkulit hitam yang telah Islam
kemudian disiksa majikannya dengan ditindih batu besar di padang pasir di waktu
siang, majikannya menyuruh Bilal untuk kembali keajaran nenek moyangnya namun
Bilal tidak mau. Akhirnya setelah berhari-hari disiksa dan ketahuan Abu Bakar,
Bilal pun ditebusnya dan dibebaskan dari siksaan majikannya.
Ada lagi keluarga budak
yang disiksa yaitu keluarga Amar bin Yasir yang telah Islam dan ketahuan
majikannya yaitu Abu Jahal lalu disiksa dengan dicambuk, ditenggelamkan
ke air sampai mengelupas kulitnya, dibakar, sampai ia sudah tak bisa
merasakan lagi perih kulitnya. Begitu pedih
siksaan yang diterima orang Islam sampai tak tega penulis memaparkannya
satu
persatu. Kebanyakan siksaan itu dilakukan oleh majikan terhadap
budaknya.
Namun jangan dikira orang
Islam yang mendapat siksaan hanya kalangan orang miskin dan budak saja.
Banyak pula pembesar kaya
raya Quraisy yang telah Islam yang juga mendapat tekanan namun tentu
tidak sepedih pada yang lemah. Seperti Abu Bakar, Hamzah dan Arqam bin
Abi Arqam. Namun para
bangsawan Islam ini harus mati-matian juga melindungi orang Islam yang
lemah
yang sedang disiksa serta harus berhati-hati dalam bertindak agar tidak
ada
celah bagi kafir Quraisy lain untuk menjatuhkannya. Ini menandakan bahwa
orang
Islam haruslah kuat secara keseluruhan baik imannya, finansialnya
ataupun
ilmunya agar tidak ada orang kafir yang berani menginjak orang Islam.ISRA MIRA'J
Selama menyebarkan Islam,
Nabi Muhammad selalu dimusuhi oleh kafir Quraisy. Namun begitu para kafir
Quraisy tak berani terlalu jauh dalam memusuhinya karena Nabi Muhammad mendapat
perlindungan dari pamannya yaitu Abu Thalib seorang pemimpin Quraisy yang
sangat disegani. Walau Abu Thalib belum mengucap dua kalimat syahadat namun
beliau sangat mendukung dakwah Nabi dan selalu melindunginya dari orang kafir
lainnya yang mau menyakiti Nabi. Namun saat Abu Thalib wafat, dan pemimpin
Quraisy dari bani Hasyim beralih ke yang lain, saat itu juga perlindungan
terhadap Muhammad dicabut dan semakin menjadi-jadilah orang kafir memusuhi
Muhammad dan orang Islam lainnya.
Satu lagi pelindung Muhammad dalam berdakwah
adalah Khadijah, istri Nabi sendiri. Sudah disebutkan diatas bahwa Khadijah
bukanlah wanita sembarangan, beliau adalah wanita yang terhormat, kaya-raya dan
memiliki pengaruh di kalangan orang Makkah. Dengan harta dan kedudukannya
sebagai bangsawan tersebut Khadijah selalu membela Nabi dari kejahatan para
kafir Quraisy yang ingin menyakiti dan membunuh Nabi. Namun saat Khadijah wafat
bertambah sedihlah hati Nabi, sudah tak ada lagi orang-orang dekat yang selalu
melindungi dan mendukungnya.
Tahun dimana Khadijah dan
Abu Thalib wafat yang berada di tahun yang sama membuat Nabi merasa sedih
begitu mendalam, tahun ini disebut tahun kesediahan atau Amul Husna.
Alloh tahu kesedihan yang
dirasakan Nabi, lalu pada suatu malam, tanggal 27 Rajab setahun sebelum Nabi
Hijrah ke Madinah, Nabi didatangi malaikat Jibril. Malaikat Jibril kemudian
mengajak Nabi menaiki Buroq. Nabi kemudian diterbangkan menuju Baitul Maqdis
atau Masjidil Aqsa di Palestina (Isra’) lalu naik ke Sidratul Muntaha atau
langit ke tujuh (Mi’raj). Di sana Nabi menerima perintah shalat lima waktu
langsung dari Alloh.
Dalam perjalanan
spiritual ini Nabi benar-benar merasa di cash kembali oleh Alloh setelah
kesedihan yang dialaminya dan semakin bersemangat dalam berdakwah. Dalam
perjalanan itu Nabi juga bertemu dengan Rasul-Rasul terdahulu serta
diperlihatkan Surga dan Neraka.
Setelah pulang dari
perjalanan, Nabi pun menceritakan pada sahabatnya, awalnya banyak yang heran
namun karena Nabi terkenal tak pernah berbohong maka sahabat langsung
mempercayainya dan semakin bertambah keimanannya. Sahabat yang pertama kali
mempercayai Isra’ Mi’raj adalah Abu Bakar dan dari sinilah beliau diberi gelar
As Sidiq yang artinya “yang mempercayai”.
Orang kafir yang
mendengar berita tentang Isra’ Mi’raj ini malah menertawakan dan mengatai bahwa
Nabi Muhammad seorang pembual dan gila namun setelah Muhammad menceritakan
bahwa beliau telah bertemu dengan kafilah dagang yang akan segera menuju Mekkah
dan sesaat kemudian benarlah apa yang dikatakan Nabi bahwa kafilah itupun
datang. Semakin beranglah para kafir dan semakin kuat dan bertambah banyak umat
yang menerima ajaran Muhammad. Semakin kejamlah perlakuan kafir Quraisy
terhadap pengikut Muhammad.
Puncak dari penderitaan
yang dialami orang Islam adalah ketika mereka diboikot oleh orang kafir Mekkah
dari segala kegiatan sosial terutama kegiatan ekonomi. Mereka tidak
diperbolehkan berdagang, tidak diperbolehkan menerima bantuan dari manapun.
Banyak dari orang Islam yang kelaparan bahkan meninggal saat itu. Harta Nabi
dan istrinya yang begitu banyak serta para sahabat yang kaya raya pun hampir
habis untuk mendanai dakwah ini terlebih lagi saat krisis ekonomi karena
pemboikotan itu. Yang lebih parah lagi mereka diusir dari rumah dan kampung
halaman mereka sendiri tanpa boleh membawa hartanya sepeserpun.
Menghadapi hal ini, keputusan akhirnya dibuat oleh Nabi Muhammad dan sahabat bahwa mereka harus pindah dari Mekkah dan menyusun kekuatan diluar Mekkah. Dipilihlah Yastrib atau Madinah sebagai tujuan pindah atau hijrahnya mereka. Awalnya yang harus berangkat adalah orang Islam yang sering menerima penderitaan karena disiksa. Mereka berangkat ke Madinah berjalan kaki dan ada yang menunggang unta tanpa membawa harta benda apapun, hanya bekal makanan untuk cukup di perjalanan saja.
Jarak Makkah Madinah adalah seperti jarak Jakarta dan Surabaya dan itu ditempuh dengan berjalan kaki selama delapan hari. Bayangkan begitu berat perjuangan awal menegakkan Agama Islam yang benar ini. Sudahlah mereka mendapat siksa di Makkah lalu meninggalkan harta yang selama ini dikumpulkannya dengan susah payah guna berhijrah ke Madinah untuk mempertahankan keimanan mereka lalu mereka harus menempuh perjalanan yang begitu panjang dan berat lagi guna menuju Madinah. Itupun dengan bayangan dikejar-kejar dan dibunuh oleh orang Quraisy.
Tibalah Nabi Muhammad
yang harus berhijrah. Nabi melakukan hijrah termasuk yang terakhir karena untuk
memastikan orang Islam Mekkah harus berangkat duluan, terutama mereka yang
sering disiksa oleh orang kafir Quraisy. Pada malam itu orang kafir Quraisy
telah mengepung rumah Nabi guna membunuhnya. Lalu disuruh oleh Nabi anak paman
beliau yaitu Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan Nabi tidur di tempat tidur
Nabi dan berpura-pura sebagai Muhammad. Lalu saat tengah malam para kafir
tersebut tertidur pulas karena kelelahan menunggu keluarnya Nabi Muhammad.
Dengan mengendap-endap Nabi pun keluar dari rumahnya lewat pintu belakang.
Ditaburkannya debu ke muka kafir yang sedang tertidur pulas itu lalu dengan
cepat beliau berlari menuju Abu Bakar dan berangkat bersama menuju Madinah.
Saat fajar tiba, kafir
Quraisy yang berencana membunuh Nabi pun kecewa karena mereka telah tertidur
dan melihat bukan Nabi yang tidur di kamarnya melainkan Ali bin Abi Thalib,
mengetahui itu segeralah kafir Quraisy itu mengejar Nabi yang sudah berangkat
ke Madinah bersama Abu Bakar. Mengetahui dirinya dikejar dari belakang, Nabi
dan Abu Bakar pun bersembunyi di gua Tsur. Ketika Nabi sudah berada di dalam
gua, laba-laba gua pun segera membentuk jaring yang sangat lebat agar tidak
ketahuan jika di dalamnya ada Nabi yang sedang bersembunyi. Orang kafir pun
akhirnya sampai di muka gua Tsur dan tak melihat tanda-tanda ada orang di
dalamnya, akhirnya mereka kembali ke Mekkah dan gagal lah rencana mereka untuk
membunuh Nabi Alloh Muhammad SAW.
Nabi Muhammad dan Abu
Bakar pun melanjutkan perjalanan, sesampainya di Quba yaitu daerah antara
Mekkah dan Madinah, Nabi mendirikan Masjid yang pertama dan di namakan Masjid
Quba. Pada hari ke delapan Nabi dan Abu Bakar sampai di Madinah. Beliau
disambut sukacita oleh penduduk Madinah dan juga penduduk Mekkah yang telah
hijrah sebelumnya. Di Madinah inilah Nabi kemudian menyusun kekuatan Islam.
Pertama-tama Nabi mempersatukan kaum Muhajirin yaitu penduduk Mekkah yang telah
Islam dan ikut hijrah dan kaum Anshar yaitu penduduk Madinah yang menerima
keRasulan Muhammad dan memeluk Islam menjadi layaknya saudara.Kemudian Nabi mendirikan Masjid Nabawi sebagai tempat shalat dan juga konsolidasi kekuatan Islam baik secara politik dan ekonomi. Umat Islam juga mendirikan pasar sendiri yang digunakan untuk membangun kekuatan ekonomi Islam. Dari sinilah umat Islam bersatu dan menjadi besar.
Sebelum Nabi Muhammad di
Madinah, sudah banyak penduduk Madinah yang mendengar cerita tentang Islam dan
mengakui Nabi sebagai Rosul namun juga banyak orang Yahudi yang tinggal di
Madinah. Sehingga walau Nabi diterima oleh sebagian penduduk Madinah dan pembesar
Madinah, Nabi pun harus waspada terhadap orang Yahudi. Orang Yahudi di Madinah
memiliki pengaruh ekonomi yang cukup kuat.
Pasar Yahudi sangat ramai dikunjungi masyarakat Madinah, namun pasar orang Yahudi ini sering melakukan kecurangan dan harganya terkenal mahal. Mengingat pasar saat itu adalah sentra ekonomi dan pengalaman di Makkah saat diboikot karena tak memiliki pusat ekonomi sendiri, maka Nabi pun memutuskan harus mendirikan pasar. Pasar yang khusus penjualnya dan penguasanya adalah orang Islam dan harganya jauh lebih murah dari pasar Yahudi. Lama-lama pasar Islam bisa mengalahkan pasar Yahudi. Ya memang orang Islam harus memiliki kekuatan terutama di sektor strategis seperti ekonomi dan politik.
Pasar Yahudi sangat ramai dikunjungi masyarakat Madinah, namun pasar orang Yahudi ini sering melakukan kecurangan dan harganya terkenal mahal. Mengingat pasar saat itu adalah sentra ekonomi dan pengalaman di Makkah saat diboikot karena tak memiliki pusat ekonomi sendiri, maka Nabi pun memutuskan harus mendirikan pasar. Pasar yang khusus penjualnya dan penguasanya adalah orang Islam dan harganya jauh lebih murah dari pasar Yahudi. Lama-lama pasar Islam bisa mengalahkan pasar Yahudi. Ya memang orang Islam harus memiliki kekuatan terutama di sektor strategis seperti ekonomi dan politik.
Di bidang politik, Nabi
pun mulai menyusun kekuatan dengan melatih prajurit perang karena Nabi berfikir
bahwa suatu saat gesekan pasti terjadi. Nabi melalui Islam selalu menyerukan
agar orang kafir tidak menyembah berhala dan hanya menyembah Alloh serta tidak
melakukan kecurangan dalam hidup baik itu seperti mengurangi timbangan ataupun
bermegah-megahan karena hal itu membuat masyarakatnya lambat laun akan rusak
dan akan melahirkan generasi yang lemah, nah orang yang merasa kepentingannya
bergesekan seperti bangsawan yang kekayaannya dari membuat patung berhala,
pedagang yang suka curang dan juga bangsawan yang kedudykannya terancam tentu
tidak senang dengan ajaran yang dibawa Muhammad karena akan merugikan dirinya
inilah yang memerangi Islam dan menjatuhkan orang Islam dengan segala cara,
baik itu dengan cara trik halus atau dengan senjata secara langsung.
Inilah yang membuat Nabi berfikir Islam harus bisa memiliki prajurit yang tangguh untuk melindungi orang Islam dari serangan orang kafir yang tidak mau menerima kebenaran. Nah, tuh kan teman, orang Islam itu harus kuat disegala bidang. Di bidang keimanan harus kuat tak mudah goyah, dibidang ekonomi juga harus kuat dan menguasai apalagi di bidang politik dan keamanan juga harus tangguh agar tak mudah di pecah belah dan diinjak oleh orang yang gak suka kebenaran Islam.
Inilah yang membuat Nabi berfikir Islam harus bisa memiliki prajurit yang tangguh untuk melindungi orang Islam dari serangan orang kafir yang tidak mau menerima kebenaran. Nah, tuh kan teman, orang Islam itu harus kuat disegala bidang. Di bidang keimanan harus kuat tak mudah goyah, dibidang ekonomi juga harus kuat dan menguasai apalagi di bidang politik dan keamanan juga harus tangguh agar tak mudah di pecah belah dan diinjak oleh orang yang gak suka kebenaran Islam.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 628M sekitar
1400 Myslim menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah Haji. Namun kafir Quraisy
menghadangnya diluar Mekkah karena mereka sebenarnya mulai takut akan kekuatan
Islam. Hampir saja saat itu terjadi peperangan kembali. Namun akhirnya Nabi
Muhammad mengajak kafir Quraisy berunding dan meyakinkan bahwa kedatangan
mereka benar-benar untuk ibadah Haji.
Akhirnya Kafir Quraisy yang diwakili Suhail
bin ‘Amru setuju untuk berunding. Disebuah tempat anatara Makkah dan Madinah
yaitu Hudaibiyah terjadilah perundingan yang terkenal dengan perundingan
Hudaibiyah yang berisi :
"Dengan nama Tuhan. Ini perjanjian antara
Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy. Tidak ada peperangan
dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti Muhammad (SAW),
diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang ingin mengikuti Quraisy,
diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau berpenjaga,
jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, maka akan dikembalikan lagi ke
ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak akan
dikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke Madinah. Tapi tahun
depan, mereka dapat masuk ke Mekkah, untuk melakukan tawaf disana selama tiga
hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka
haruslah tidak bersenjata saat memasuki Mekkah"PERANG BADAR
Orang kafir Mekkah tak pernah begitu saja melepaskan Muhammad dan pengikutnya walau sudah hijrah ke Madinah, mereka takut jika suatu hari kelak Muhammad semakin kuat dan ganti menyerbu Mekkah. Oleh karena itu mereka tetap melakukan penghasutan terutama pada Yahudi Madinah agar terus mengganggu Muhammad dan tak membiarkannya menjadi besar. Peperangan kecil pun sering terjadi antara kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy, Perjanjian Hudaibiyah banyak isinya yang dilanggar sepihak oleh kafir Quraisy. Akhirnya meletuslah peperangan yang sesungguhnya yang jauh lebih besar dari perang-perang kecil sebelumnya inilah kemudian yang terkenal dengan nama Perang Badar.
Perang Badar terjadi pada
tanggal 17 Ramadhan tahun ke dua Hijriah. Perlu diketahui bahwa sejak pertama
kali Nabi Muhammad datang ke Madinah saat hijrah ditetapkan sebagai tanggal
satu Hijriah dan menjadi penanggalan khusus untuk Islam sampai sekarang. Perang
Badar terjadi di daerah Badr, Hijaz sebelah barat semenanjung Arab. Badr adalah
daerah yang banyak terdapat sumur sumber mata air yang biasa digunakan musafir
untuk rehat dan meminum airnya menghilangkan dahaga selepas perjalanan jauh
mengarungi gurun pasir.
Perang Badar terjadi
karena umat Islam sudah sangat sering didzalimi oleh orang kafir Quraisy.
Walaupun perjanjian telah disepakati tetapi orang kafir Quraisy terus saja
melanggarnya duluan. Awalnya umat Islam berusaha sabar namun para kafir itu
terus-menerus menginjak-injak martabat umat Islam sehingga tak ada jalan lain
kecuali perang untuk membela martabat umat Islam. Sewaktu kaum Muhajirin
berhijrah ke Madinah dan meninggalkan hartanya seperti rumah, ternak dan
perkebunan di Mekah ternyata harta mereka dijual oleh para kafir Quraisy.
Tentu saja hal ini membuat orang Islam berang. Sewaktu muslim Madinah tahu bahwa pimpinan kafir Quraisy yang bernama Abu Sufyan dan para pengikutnya akan berdagang dan akan melewati daerah Badar, Nabi Muhammad menyusun rencana untuk mencegat Abu Sufyan disana. Mengapa hal itu akan dilakukan karena perjalanan dagang Abu Sufyan itu didanai oleh harta Muhajirin yang ditinggal di Mekkah dan secara sepihak di jual dan di hak-i oleh kafir Quraisy, sehingga sudah sepatutnya jika harta yang seharusnya milik Muhajirin itu di minta kembali.
Tentu saja hal ini membuat orang Islam berang. Sewaktu muslim Madinah tahu bahwa pimpinan kafir Quraisy yang bernama Abu Sufyan dan para pengikutnya akan berdagang dan akan melewati daerah Badar, Nabi Muhammad menyusun rencana untuk mencegat Abu Sufyan disana. Mengapa hal itu akan dilakukan karena perjalanan dagang Abu Sufyan itu didanai oleh harta Muhajirin yang ditinggal di Mekkah dan secara sepihak di jual dan di hak-i oleh kafir Quraisy, sehingga sudah sepatutnya jika harta yang seharusnya milik Muhajirin itu di minta kembali.
Kemudian Nabi mulai
menyusun kekuatan, Nabi mengerahkan sekitar tuga ratusan bala tentara perang
dari Anshar dan Muhajirin untuk diberangkatkan ke Badar dan harus sampai duluan
sebelum Abu Sufyan sampai disana. Sesampainya di Badar, Nabi menginstruksikan untuk
menguasai satu sumur Badar dan menimbun sumur yang lain agar para kafir tak
bisa mengambil air minum. Abu Sufyan yang sudah dalam perjalanan menuju Badar
mendengar hal itu dan memerintahkan seorang utusan untk ke Mekkah dan mengirim
pasukan bantuan berjumlah seribu orang. Secara kasat mata kekuatan Muslim hanya
sepertiga dari kekuatan kafir, namun Muslim sudah memiliki strategi jitu yaitu
menguasai sumur Badar.
Pada 17 Ramadhan, kedua
pasukan bertemu, peperangan itu dimulai dengan duel satu lawan satu dari pihak
Muslim dan dari pihak kafir. Kemudian Nabi menyeru pada pasukannya agar
mempertahankan serangan jarak jauh saja untuk meminimalisir korban. Akan tetapi
peperangan terlanjur berkobar sehingga harus benar-benar bertemu musuh dari
jarak dekat.
Nabi Muhammad menjadi pemimpin terdepan di peperangan ini. Sembari berperang beliau memohon pada Alloh agar memenangkan umat Islam di peperangan ini jika tidak maka tamatlah riwayat Islam dari muka bumi. Alloh adalah sebaik-baik penjaga, DIA akan menjaga agama yang Haq yaitu Islam dari makar orang-orang kafir. Alloh pun menurunkan beribu tentara malaikat yang bertanda khusus untuk membantu Nabi Muhammad dan kaum Muslimin.
Dalam Al-Quran dijelaskan melalui surat Al-Imran ayat 123 :
Nabi Muhammad menjadi pemimpin terdepan di peperangan ini. Sembari berperang beliau memohon pada Alloh agar memenangkan umat Islam di peperangan ini jika tidak maka tamatlah riwayat Islam dari muka bumi. Alloh adalah sebaik-baik penjaga, DIA akan menjaga agama yang Haq yaitu Islam dari makar orang-orang kafir. Alloh pun menurunkan beribu tentara malaikat yang bertanda khusus untuk membantu Nabi Muhammad dan kaum Muslimin.
Dalam Al-Quran dijelaskan melalui surat Al-Imran ayat 123 :
“Dan sesungguhnya Allah telah menolong kamu
mencapai kemenangan dalam peperangan Badar, sedang kamu berkeadaan lemah
(kerana kamu sedikit bilangannya dan kekurangan alat perang). Oleh itu
bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu bersyukur (akan kemenangan itu).
(Ingatlah wahai Muhammad) ketika engkau berkata kepada orang-orang yang beriman
(untuk menguatkan semangat mereka): "Tidakkah cukup bagi kamu, bahawa
Allah membantu kamu dengan tiga ribu tentera dari malaikat yang
diturunkan?," Bahkan (mencukupi. Dalam pada itu) jika kamu bersabar dan
bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan serta-merta, nescaya
Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang bertanda masing-masing.”
Perang berlangsung selama
kurang lebih setengah hari, dan akhirnya pihak Muslim menang dari kafir Quraisy
walaupun kekuatan kafir 3 kali kekuatan Muslim. Nabi beserta umat Islam pun
kembali ke Madinah dengan membawa rampasan perang yang banyak yang memang
secara peraturan sudah menjadi hak yang menang.
Perang Badar adalah
perang yang sangat penting bagi Islam karena lewat perang inilah status Quo
kekuatan kafir Quraisy Mekkah yang terkenal kuat di semenanjung Arab akhirnya
terpatahkan.
Perang ini juga membuktikan bahwa Muhammad sebagai Rasul dan Pemimpin Masyarakat Islam yang saat itu berpusat di Madinah tidak bisa dipandang sebelah mata dan merupakan kekuatan baru di semenanjung Arab. Begitulah Alloh memenangkan orang-orang Islam.
Perang ini juga membuktikan bahwa Muhammad sebagai Rasul dan Pemimpin Masyarakat Islam yang saat itu berpusat di Madinah tidak bisa dipandang sebelah mata dan merupakan kekuatan baru di semenanjung Arab. Begitulah Alloh memenangkan orang-orang Islam.
Perang Uhud
Setelah kekalahan telak
kafir Quraisy di perang Badar, mereka sangat membenci Nabi dan berusaha
menyusun kekuatan untuk membalas dendam pada Nabi dan pengikutnya. Bagaimana
tidak para kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat dan peralatan lebih
canggih bisa kalah dan banyak sekali tokoh kafir Quraisy yang gugur dalam
perang Badar.
Akhirnya pada bulan syawal
tahun ketiga hijriyah kafir Makkah berencana menyerang Madinah, mendengar ini,
Nabi dan sahabat menyusun strategi dan berencana menghadang mereka di luar
Madinah yaitu di Gunung Uhud yaitu sebuah gunung yang tingginya 128m di sebelah
utara Madinah kurang lebih 5,5 km dari Masjid Nabawi.
Tibalah pasukan Muslim
duluan di Uhud sebelum pasukan kafir datang, Nabi memerintahkan prajurit ahli
panah keatas gunung Uhud agar bisa menguasai medan. Saat dua pasukan berhadapan
mulailah pertempuran dan Nabi memerintahkan prajurit panah menghhujani anak
panah ke arah musuh dan musuh pun kocar-kacir dan mundur. Melihat musuh mundur
prajurit panah turun gunung mengambil harta rampasan perang padahal Nabi belum
memerintahkan untuk turun. Akhirnya kafir Quraisy mengetahui jika atas bukit
lemah pertahanannya, mereka naik keatas bukit dan ganti menghujani pasukan
muslim yang sibuk mengumpulkan rampasan perang di bawah.
Dari situlah akhirnya
pasukan muslim mengalami kekalahan. Banyak sahabat yang gugur. Nabi pun
mengalami luka yang sangat serius. Umat Muslim kalah dalam perang Uhud karena
tidak mematuhi perintah Rasul dan lebih silau harta rampasan perang. Ini
benar-benar menjadi pelajaran berharga buat Umat Islam di kemudian hari.
Perang Al-Ahzab
atau Perang Khandak
Walau kaum Muslim sudah
kalah di perang Uhud namun kaum kafir tidak puas begitu saja, mereka tetap
ingin menghabisi pengikut Muhammad. Mereka melakukan penghasutan kaum Yahudi
Madinah agar terus melakukan perlawanan pada umat Muslim. Mereka bersekutu
menyusun kekuatan untuk menghancurkan kekuatan Muhammad.
Pada tanggal 7 Syawal
tahun 5 Hijriyah, kaum kafir Quraisy dan kaum Yahudi Madinah bersatu mengepung
Madinah. Mereka semua berjumlah 10 ribu orang lebih sedangkan kekuatan umat
Islam saat itu hanya 3000 orang saja.
Jadi rencananya umat
Muslim akan diserang dari dua arah yaitu dari muka oleh kafir Quraisy dan dari
belakang oleh Yahudi Madinah. Umat Muslim pun berkumpul dan berunding, strategi
apa yang akan digunakan untuk menghadang musuh. Akhirnya seorang sahabat yang
bernama Salman Al Farisi memberi usul untuk sesegera mungkin menggali parit
mengelilingi Madinah agar musuh bingung untuk mencapai Madinah tak ada jalan.
Dengan kekuatan iman dan semangat jihad yang membara, umat Muslim dan Nabi
bersama membangun parit itu. Nabi Muhammad berdoa pada Alloh SWT “Ya
Allah, yang menurunkan kitab dan cepat membuat perhitungan! Kalahkanlah kaum
Ahzab dan goncangkanlah pendirian mereka.” Akhirnya pertolongan
Alooh pun datang, sebelum sempat terjadi pertempuran sengit tiba-tiba terdapat
badai pasir yang mengocar-kacirkan pertahanan musuh. Dan akhirnya musuh pun
mundur berkat pertolongan Alloh terhadap Muslim Madinah.
Kota Madinah dan Nabi
beserta pengikutnya akhirnya terselamatkan. Dalam Al-Quran situasi ini
digambarkan dalam surat Al-Ahzab ayat 9-11 sebagai berikut :
“Hai
orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan)
kepada kalian ketika datang kepada kalian pasukan, lalu Kami mengirimkan kepada
mereka angin taufan dan pasukan yang tidak dapat kamu lihat.”
Perang Mu’tah
Pada tanggal 5 Jumadil
Awal tahun 8 Hijriyah terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara pasukan
Islam dengan pasukan terkuat di muka bumi ini yaitu pasukan Bangsa Rum. Pasukan
Islam yang hanya berkekuatan 3000 orang dipaksa melawan pasukan Romawi atau
Bangsa Rum yang berkekuatan 200.000 orang. Perang ini disebut Perang Mu’tah
karena terjadi di daerah Mu’tah yang sekarang menjadi wilayah kekuasaan
Yordania.
Perang ini terjadi
dikarenakan kesombongan Raja Heraklius Sang Penguasa Romawi saat itu. Ketika
Rosullullah mengutus seorang utusan, utusan tersebut malah dipenggal kepalanya.
Tak sampai disitu usaha Nabi Muhammad untuk menyampaikan dakwahnya pada Raja
Heraclius, beliau lalu mengirim 15 orang utusan damai sekaligus tetapi hal yang
sama juga terjadi yaitu ke lima belas orang utusan tersebut juga dibunuh.
Padahal menurut peraturan diplomatik saat itu tidak boleh utusan suatu negara
dibunuh, itu sama saja menghina negara yang mengutusnya dan mengajak perang.
Akhirnya untuk membela kedaulatan
negara dan membela harga diri Islam Rosulullah pun memutuskan untuk mengirim
pasukan terbesarnya yang hanya 3000 orang, suatu pasukan terbesar yang dimiliki
Madinah saat itu setelah perang Al-Ahzab. Nabi Muhammad sebenarnya sadar bahwa
Romawi adalah negara adidaya yang sangat kuat dan sulit untuk ditaklukkan,
namun hal itu harus dilakukan karena lambat laun suatu saat bisa saja Pasukan
Romawi yang menyerang Madinah.
Menghadapi kekuatan musuh
yang begitu besar, Rosul Muhammad pun langsung menunjuk tiga panglima perang
sekaligus. Itulah pertama kalinya Nabi Muhammad menunjuk tiga panglima perang
sekaligus karena kekuatan Romawi yang begitu besarnya.
Berikut ini adalah sabda beliau :
Berikut ini adalah sabda beliau :
“Pasukan ini dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila
ia gugur komando dipegang oleh Ja’far bin Abu Thalib, bila gugur pula panji
diambil oleh Abdullah bin Rawahah.”
Benarlah perkiraan Nabi
Muhammad, saat peperangan berkecamuk satu per satu panglima perang Muslim
gugur.
Saat sudah tak ada lagi pemimpin perang, para prajurit Muslim berunding untuk menentukan penggantinya. Akhirnya dipilihlah Khalid bin Walid, seorang mantan panglima perang kafir Quraisy yang baru masuk Islam. Awalnya saat masuk dijajaran prajurit Islam, Khalid bin Walid hanya seorang prajurit biasa walau sebelumnya ia adalah seorang panglima perang di kafir Quraisy.
Saat ia belum masuk Islam dan saat memimpin perang di pasukan kafir Quraisy, Khalid bin Walid terkenal akan strategi jitunya sehingga ketika tiga panglima perang Islam syahid di medan Mu’tah, ialah yang paling cocok menggantikan sebagai pemimpin. Sebenarnya Nabi pun sudah memprediksi akan hal ini. Nabi meletakkan Khalid bin Walid awalnya sebagai prajurit biasa hanya ingin menguji apakah ia masuk Islam karena Alloh atau karena jabatan. Dan ternyata Khalid bin Walid lulus dengan ujian itu.
Saat sudah tak ada lagi pemimpin perang, para prajurit Muslim berunding untuk menentukan penggantinya. Akhirnya dipilihlah Khalid bin Walid, seorang mantan panglima perang kafir Quraisy yang baru masuk Islam. Awalnya saat masuk dijajaran prajurit Islam, Khalid bin Walid hanya seorang prajurit biasa walau sebelumnya ia adalah seorang panglima perang di kafir Quraisy.
Saat ia belum masuk Islam dan saat memimpin perang di pasukan kafir Quraisy, Khalid bin Walid terkenal akan strategi jitunya sehingga ketika tiga panglima perang Islam syahid di medan Mu’tah, ialah yang paling cocok menggantikan sebagai pemimpin. Sebenarnya Nabi pun sudah memprediksi akan hal ini. Nabi meletakkan Khalid bin Walid awalnya sebagai prajurit biasa hanya ingin menguji apakah ia masuk Islam karena Alloh atau karena jabatan. Dan ternyata Khalid bin Walid lulus dengan ujian itu.
Khalid segera menyusun
strategi. Ia sadar untuk menghadapi pasukan Romawi yang begitu kuat ia harus
mempunyai tak-tik jitu. Akhirnya sisa pasukan Islam yang hanya sedikit ia bagi
menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok harus selalu berganti posisi. Sayap
kiri harus berganti ke sayap kanan, bagian depan harus segera berganti ke
bagian belakang agar musuh mengira pasukan Islam mendapat bala bantuan lagi dan
lebih banyak. Kemudian Khalid juga menyerukan agar pasukan berkuda membawa
pelepah yang disapukan ke tanah agar debu berterbangan sehingga dikira musuh
jumlah mereka banyak.
Melihat pasukan Islam
seperti bertambah banyak, musuh pun mulai ciut hatinya. Sebenarnya musuh
mengakui semangat pasukan Islam walau jumlahnya sedikit, mebuat musuh kualahan
juga. Akhirnya musuh pun mundur. Pasukan Romawi mundur dari peperangan dan
pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit dan peralatannya juga masih
jauh kalah canggih memenangkan pertarungan Mu’tah ini dengan strategi cerdik
dan tentu saja pertolongan Alloh.
Pertempuran Mu’tah ini
menjadi awal dari pertempuran antara Arab dan Romawi yang kemudian Romawi
akhirnya jatuh ke pemerintahan Islam melalui Muhammad Al-Fatih II seorang
pemuda sekaligus Raja Islam yang sangat khusyu’ dalam beribadah dan sangat
cerdas serta amanah dalam memimpin.Masih banyak peperangan lain yang harus dihadapi Nabi dan orang Muslim saat itu guna menegakkan hukum Alloh SWT, namun tidak penulis lakukan karena space nya terbatas.
Eksistensi Nabi Muhammad
dan pemerintahan Islam Madinah semakin kuat dan juga di mata dunia Madinah
mulai diperhitungkan sebagai kekuatan baru. Hal ini membuat para Quraisy Mekkah
semakin ciut nyali. Namun begitu mereka tetap saja membuat gara-gara namun
tidak langsung menyerang Madinah akan tetapi menyerang sekutu Madinah yang
kecil-kecil. Seperti yang terjadi pada Bani Khaza’ah yang merupakan sekutu
Islam/Madinah. Kafir Quraisy Mekkah melalui sekutu kafirnya Bani Bakr menyerang
Bani Khaza’ah dan menewaskan 20 orang dari Bani Khaza’ah.
Mendengar laporan dari
utusan Bani Khaza’ah, Nabi Muhammad pun geram karena hal itu merupakan
pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati antara pihak
Islam/Madinah dengan pihak kafir Quraisy Mekkah yaitu perjanjian Hudaibiyah
yang salah satu isinya adalah selama sepuluh tahun tidak boleh saling
menyerang. Hal ini berarti pihak kafir Quraisy yang memulai minta perang
duluan.
Akhirnya Rasululloh pun
mengkonsolidasi pasukannya yang saat itu sudah mencapai 10.000 orang berangkat
menuju Mekkah. Ditengah perjalanan banyak yang bergabung bersama pasukan Islam
seperti Abbas bin Abdul Muthalib, Abu Sufyann bin Haris bin Abdul Muthalib dan
Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, tentu saja pemuka Quraisy tersebut
bergabung juga dengan membawa pasukan masing-masing. Dengan begitu kekuatan
pasukan Islam pun semakin banyak dan kuat.
Ditengah perjalanan
mereka istirahat dan berkemah di Marr Al-Zhahran, sebuah daerah dekat dengan
kota Makkah. Mereka membuat api unggun yang besar disana sehingga terlihat oleh
masyarakat Makkah menyebabkan rasa takut dan was-was. Akhirnya keesokan harinya
mereka tiba di Makkah. Pasukan dibagi menjadi empat bagian. Pertama dipimpin
oleh Zubair bin Al-Awwam yang memasuki Mekkah dari Utara. Kedua dipimpin oleh
Khalid bin Walid yang memasuki Mekkah dari Selatan. Ketiga dipimpin oleh Sa’d
bin Ubadah dan puteranya Qais bin Sa’d yang masuk dari Barat. Yang ke empat
dipimpin oleh Abu Ubaidahbin Al-Jarrah yang bersama Nabi Muhammad melalui barat
laut.
Dalam memasuki Makkah
dari segala penjuru itu, Nabi berpesan agar jangan sampai menumpahkan darah
kecuali terpaksa. Akhirnya seluruh kaum Muslimin berhasil masuk ke kota Mekkah
tanpa ada pertumpahan darah kecuali yang dipimpin oleh Khalid bin Walid yang
diserang oleh sekelompok Quraisy yang mengakibatkan dua orang syahid dari pihak
Muslim.
Mereka semua kemudian
memasuki Ka’bah dan membersihkan Ka’bah dari segala berhala. Lalu Nabi Muhammad
SAW memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Adzan dan mereka semua shalat
berjamaah. Setelah itu Rosulullah berseru pada seluruh penduduk Makkah yang dahulu
pernah menyiksa dan merampas hak kaum Muslimin serta mengusirnya dari kampung
halaman.
Rosul pun berseru sebagai berikut :
Rosul pun berseru sebagai berikut :
“Menurut dugaan kalian,
apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?
“Kami berharap yang
baik-baik wahai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia.” Jawab
penduduk Mekkah
“Tidak ada hukuman sama
sekali atas kalian. Hari ini Allah telah mengampuni kalian.”
Begitulah akhlak
Rosulullah yang akhirnya membuat penduduk Makkah berbondong-bondong masuk
Islam. Peristiwa ini terkenal dengan nama Fathul Makkah atau penaklukan kota
Makkah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 8 Hijriyah tanggal 20 Ramadhan.
Istri-Istri Nabi
Muhammad SAW.
Menurut sejarah Nabi
Muhammad memiliki lebih dari satu Istri, ada riwayat yang mengatakan
sembilan namun ada juga yang menyatakan lebih. Namun selama bersama
Khadijah Nabi tidak
pernah melakukan poligami. Saat Khadijah wafat dan ketika beban dakwah
begitu
berat, para sahabat menyarankan agar Nabi menikah lagi supaya ada yang
mengurus
beliau dan anak-anaknya ketika di rumah.
Perlu digaris bawahi Nabi
memiliki banyak istri bukan karena keinginan Nabi untuk poligami tapi
sebagian besar dilakukan justru untuk berdakwah menyebarkan Islam dan uuntuk
melindungi janda-janda perang yang suaminya syahid. Semua istri Nabi adalah
janda kecuali Aisyah yang dinikahi Nabi masih gadis.
Seperti alasan Nabi menikahi
Juayriya Bint Al-Harith adalah untuk menyebarkan Islam. Juayriya Bint Al-Harith
adalah seorang janda tawanan dalam perang Al-Mustalaq yang merupakan tokoh terpandang
alias bangsawan dari Bani Al Mustalaq yang memiliki massa dan pengaruh. Jika
Nabi memerdekakannya dan menikahinya maka kemungkinan besar massa dari Juayriya
Bint Al-Harith juga akan masuk Islam dan itu akan mengokohkan kedudukan
pemerintahan Islam di Madinah dan di Jazirah Arab. Jadi alasan Nabi menikah
adalah untuk Islam bukan untuk memuaskan “nafsu birahi” seperti yang dituduhkan
musuh-musuh Islam.
Setelah Juayriya Bint
Al-Harith dibebaskan, Nabi memberi pilihan apakah Juayriya Bint Al-Harith ingin
kembali pada keluarganya atau masuk Islam. Setelah memilih masuk Islam Nabi pun
mengajukan lamaran yang sebelumnya tak disangka oleh Juayriya Bint Al-Harith,
hal inilah yang membuat Bani Al-Mustalaq merasa terhormat dan akhirnya mereka
semua masuk Islam.
Saat Nabi menikahi Aisyah
anak Abu Bakar yang saat itu baru berusia 9 tahun juga untuk menjaga martabat
sahabatnya, Abu Bakar yang selalu menolongnya dalam memperjuangkan Islam.
Ketika itu, di Mekkah saat Islam belum kuat, kaum kafir gemar sekali melecehkan
perempuan. Aisyah yang saat itu menginjak remaja dan menjadi gadis yang sangat
mempesona dengan kecantikan dan kecerdasannya dikhawatirkan akan menjadi korban
para kafir Quraisy sedangkan Abu Bakar sudah berusia lanjut, sehingga turunlah
perintah Alloh pada Nabi untuk menikahi Aisyah.
Ketika Nabi menikahi
Aisyah, saat itu Aisyah masih berusia 9 tahun dan sedang bermain boneka
layaknya anak seusianya. Dan jangan berfikir jika setelah menikah lalu Nabi
akan menuanikan “haknya” layaknya pengantin pria pada istrinya. Menurut
riwayat, Aisyah tetap tinggal bersama ibunya sampai ia cukup umur. Nabi
Muhammad SAW dan Aisyah tinggal bersama ketika Aisyah kurang lebih berumur 19
tahun. Tujuan Nabi menikahinya adalah untuk menjaga anak sahabatnya dari para
kafir jahanam agar tidak ada berani yang melecehkan anak sahabatnya itu.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi pun bermain dengan Aisyah seperti bermain dengan anak-anak saat Aisyah belum cukup umur. Tak ada satupun hadist yang meriwayatkan tentang hubungan suami-istri yang dilakukan Nabi dan Aisyah saat Aisyah masih belia. Nabi sangat menghormati anak sahabatnya itu begitupun Aisyah juga sangat menghormati Nabi Muhammad.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi pun bermain dengan Aisyah seperti bermain dengan anak-anak saat Aisyah belum cukup umur. Tak ada satupun hadist yang meriwayatkan tentang hubungan suami-istri yang dilakukan Nabi dan Aisyah saat Aisyah masih belia. Nabi sangat menghormati anak sahabatnya itu begitupun Aisyah juga sangat menghormati Nabi Muhammad.
Banyak lagi latar
belakang mengapa Nabi Muhammad berpoligami yang ujung-ujungnya adalah untuk
menyebarkan Islam, melindungi janda yang suaminya menjadi syahid dan untuk
menjaga kedaulatan pemerintahan Islam di Madinah yang saat itu memang sangat
rentan sekali diadu domba kafir Quraisy dan Yahudi yang benci dengan Islam.
Jadi intinya Nabi memiliki istri banyak bukan karena syahwat pribadi namun
ujung-ujungnya adalah untuk Islam.
Pada waktu itu masyarakatnya masih sangat liar sekali sehingga jika seorang perempuan tak punya pelindung seperti suami atau ayah yang memiliki kuasa maka akan menjadi sasaran empuk untuk diperlakukan zalim. Tentu saja Nabi tak ingin itu terjadi pada wanita muslimah yang sudah rela mengizinkan suaminya jihad sampai syahid itu diperlakukan keji oleh para kafir. Dan jalan terbaik adalah menikahinya jika memang sang janda tersebut sudah tak memiliki wali yang kuat alias ayah atau saudara laki-laki yang kuat. Jika hanya melindunginya saja tanpa menikahinya maka akan dikhawatirkan timbul fitnah yang diada-adakan oleh pihak musuh.
Pada waktu itu masyarakatnya masih sangat liar sekali sehingga jika seorang perempuan tak punya pelindung seperti suami atau ayah yang memiliki kuasa maka akan menjadi sasaran empuk untuk diperlakukan zalim. Tentu saja Nabi tak ingin itu terjadi pada wanita muslimah yang sudah rela mengizinkan suaminya jihad sampai syahid itu diperlakukan keji oleh para kafir. Dan jalan terbaik adalah menikahinya jika memang sang janda tersebut sudah tak memiliki wali yang kuat alias ayah atau saudara laki-laki yang kuat. Jika hanya melindunginya saja tanpa menikahinya maka akan dikhawatirkan timbul fitnah yang diada-adakan oleh pihak musuh.
Sangat jahat dan keji
sekali orang yang menuduh Nabi Muhammad melakukan poligami karena syahwat.
Jangan dibandingkan pria zaman sekarang, punya harta lebih sedikit saja
pinginnya nikah lagi, kalau ditanya alasannya melakukan sunnah Rosul tapi
sebenarnya agamanya nol, gak pernah sholat, gak bisa ngaji, ujung-ujungnya
malah rumah tangganya berantakan (Naudzubillah), bener-bener pria zaman
sekarang (yang seperti itu) tak tau diri. Mungkin gak pernah tahu Biografi Nabi
Muhammad secara benar dan utuh.
Berikut ini adalah nama
istri-istri Nabi Muhammad SAW :
1.
Khadijah
binti Khuwailid
2.
Saudah
binti Zam'ah
3.
Aisyah
binti Abu Bakar
4.
Hafshah
binti Umar bin al-Khattab
5.
Hindun
binti Abi Umayyah (Ummu Salamah)
6.
Ramlah
binti Abu Sufyan (Ummu Habibah)
7.
Juwayriyah
(Barrah) binti Harits
8.
Shafiyah
binti Huyay
9.
Zaynab
binti Jahsy
10.
Zaynab
binti Khuzaymah
11.
Maymunah
binti al-Harits
12.
Maria
binti Syama’un atau Maria Al-Qabtiyya
Para istri Nabi Muhammad
ini diberi julukan Ummu Al-Mukminin atau Ibu para Mukmin dan sepeninggal
Rosulullah tidak diperkenankan menikah lagi dengan orang lain.
Wafatnya Nabi
Muhammad SAW
PAGI itu, Rasulullah
dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada
dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya
kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa
yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".
Khutbah singkat itu
diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu
persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik
turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali
menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang,
saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua
sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di
dunia.
Tanda-tanda itu semakin
kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung
saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya
tengah menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi,
tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah
sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah
kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang
yang berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum…
.Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak
mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang
ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.
“Siapakah itu, wahai
anakku?”
“Tak tahulah aku ayah,
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu
Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu
bagian wajahnya seolah hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.
Malaikat Maut datang
menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai.
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk
menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril
Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)
“Jibril, jelaskan apa
hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya
Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah
dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar
menanti kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang
mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai
Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga
bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik semakin
dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak
seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah engkau
melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada
malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega,
melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian
terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian
maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”
Badan Rasulullah mulai
dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan
hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan
santuni orang-orang lemah diantaramu”
Di luar pintu, tangis
mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan
tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah
yang mulai kebiruan.
“Ummatii. ummatii.
ummatii.”
“Wahai jiwa yang tenang
kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka
masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”
‘Aisyah ra berkata: ”Maka
jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan
sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”
Dia berkata: ”Aku tidak
tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari
kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:
”Rasulullah telah wafat,
Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan
di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak
kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.
Adapun Umar bin Khathab
berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku,
beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui
Rabb-Nya.”
Adapun orang yg paling tegar
adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata:
”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.”
Kemudian dia mencium
Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar ra
menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad
sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
‘Aisyah berkata: “Maka
akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku
menangis sendiri.”
Inna lillahi wainna
ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia,
manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin
12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam
selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah. Kemudian jenazah Yang Mulia
Rosul dimakamkan di dekat masjid Nabawi di Madinah.
Itulah teman Biografi
Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia yang berjuang dengan segenap jiwa dan
raganya memperbaiki masyarakat yang rusak parah menjadi masyarakat madani yaitu
masyarakat yang hidup dengan aturan-aturan Alloh SWT.
Tak ada manusia sebelum dan sesudahnya yang bisa sukses mengemban misi ini, menjadi kepala rumah tangga yang adil dan menyayangi keluarganya, menjadi pemuka agama, menjadi pemimpin umat, menjadi kepala negara, pengusaha sukses dan banyak lagi prestasi Nabi Muhammad yang dapat menjadi panutan bagi kita semua. Dunia – akhirat dapat beliau taklukkan dengan berpedoman Al-Quran.
Orang diluar Islam pun banyak yang mengakui kesuksesan Nabi Muhammad bahkan seorang penulis Yahudi, Michael H Hart dalam bukunya yang termasyur yaitu “100 Tokoh Dunia Yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama.
Tak ada manusia sebelum dan sesudahnya yang bisa sukses mengemban misi ini, menjadi kepala rumah tangga yang adil dan menyayangi keluarganya, menjadi pemuka agama, menjadi pemimpin umat, menjadi kepala negara, pengusaha sukses dan banyak lagi prestasi Nabi Muhammad yang dapat menjadi panutan bagi kita semua. Dunia – akhirat dapat beliau taklukkan dengan berpedoman Al-Quran.
Orang diluar Islam pun banyak yang mengakui kesuksesan Nabi Muhammad bahkan seorang penulis Yahudi, Michael H Hart dalam bukunya yang termasyur yaitu “100 Tokoh Dunia Yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama.
Semoga kita juga bisa
meneladani beliau, Shalawat serta Salam selalu tercurah untuk beliau dan
keluarganya. Amin.
Komentar