Islam telah memberikan sumbangsih ilmu
pengetahuan yang sangat banyak kepada dunia. Salah satunya dengan melahirkan
banyak ilmuwan berbakat disetiap bidang. Para ilmuwan Muslim tersebut telah
menelurkan berbagai penemuan yang sangat penting bagi umat manusia. Banyak
hasil penemuannya yang dijadikan acuan dalam mengembangkan penelitian yang
lebih lanjut hingga saat ini, sehingga banyak diantara ilmuwan Muslim tersebut
yang dikagumi dan dijadikan tokoh panutan baik itu di timur atau barat.
Diantara sekian banyak tokoh tersebut
diantaranya ada sederet nama yang sudah tak asing lagi bagi kita seperti Ibnu
Sina atau Aviccena sang ahli kedokteran, Al Khawarizmi sang ahli matematika,
Ibnu Batutah yang telah melakukan perjalanan dan mencatat hasil perjalanan
keliling dunianya sebelum Colombus. Yang tak kalah penting karyanya adalah Abul
Wafa, berikut ini Biografi Abul Wafa.
Biografi Abul Wafa
Selain Al Khawarizmi, Islam juga memiliki
ahli matematika hebat yang lain yang hidup antara 10M. Beliau adalah Abul Wafa
Al Buzjani. Bahkan menurut George Sarton yang seorang sejarawan sains, ia
menyebut dalam buku karangannya Introduction to the History of Science, bahwa
Abu Wafa adalah seorang matematikawan terhebat yang dimiliki peradaban Islam.
Yang menjadi ciri unik dari ilmuwan Muslim
adalah tidak hanya satu bidang saja yang dikuasainya minimal ilmu umum dan ilmu
agama. Begitu juga dengan Abul Wafa, selain sebagai matematikawan, beliau juga
terkenal sangat menguasai bidang
astronomi dan seorang insinyur.
Nama di Kawah Bulan
Saking ahlinya dalam bidang astronomi, nama
Abul Wafa pun diabadikan sebagai nama salah satu kawah di bulan.
Kawah di bulan memang diberi nama berdasarkan
nama ilmuwan yang telah berjasa dalam mengubah dunia. Ada beberapa ilmuwan
Islam yang juga namanya diabadikan sebagai nama kawah dibulann namun kebanyakan
menggunakan nama panggilan barat bukan nama aslinya dan hanya Abul Wafa saja
yang namanya tak diganti oleh barat dan tetap menggunakan nama asli “Abul
Wafa”.
Diantara sekian banyak ilmuwan Muslim hanya
24 orang saja yang diakui oleh IAU (Organisasi Ilmuwan Astronomi) dan namanya
dijadikan nama kawah bulan dimana Abul Wafa juga ikut terhitung. Kawah Abul
Wafa berada di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur dengan diameter 55km dan
kedalaman 2,8km.
Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di
dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasangang kawah Ctesibius dan
Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan Abul Wafa terdapat
kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih besar
bernama King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya
sebagai seorang astronom di abad X.
Kisah Abul Wafa
Abul Wafa dilahirkan pada tanggal 10 Juni
940M atau 328H di Buzjan, Khurasan , Iran. Beliau terlahir dengan nama
Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn Abbas
al-Buzjani. Paman-paman beliaulah yang
telah berjasa memperkenlkannya dengan ilmu matematika ini yaitu Abu Umar
al-
Maghazli dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Ataba serta Abu Yahya al-Marudi
dan Abu
al-Ala’ Ibn Karnib.
Kesenangan Abul Wafa akan ilmu
matematika sangat didukung oleh keluarganya dan situasi saat itu dimana ketika
Abu Wafa lahir, di wilayah Iran sedang berkembang sebuah dinasti Buwaih
(945-1055) dimana sangat mensupport ilmu pengetahuan dan seni.
Pada tahun 983M, Dinasti Buwaih
memindahkan pemerintahannya ke Baghdad, sehingga untuk mendukung penelitiannya,
Abul Wafa juga ikut pindah ke baghdad. Di Baghdad, Abul Wafa bergabung bersama
para ilmuwan lainnya yaitu Al Quhi dan Al Sijzi yang juga ilmuwan matematika.
Para ilmuwan ini mendapat tempat istimewa di istana Adud Ad Dawlah. B
ahkan karena kecintaannya pada
ilmu dan para ilmuwan, sang putera mahkota Sharaf Ad Dawlah membangun sebuah
Observatorium di lingkungan istana dan diresmikan pada tahun 988M di bulan
Juni. Abul Wafa dan para ilmuwan pun semakin bersemangat mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama astronomi dan matematika serta semakin betah tinggal di
istana.
Abul Wafa telah berhasil
membangun kuadran dinding yang berfungsi memantau pergerakan bintang-bintang di
langit. Namun sayang, setelah sang sultan Sharaf Ad Dawlah wafat, observatorium
itu ditutup.
Hasil Karya Abul Wafa
Abul Wafa dikenal sebagai ilmuwan yang serba
bisa. Seluruh hidupnya ia dedikasikan untuk melakukan berbagai penelitian dan
melahirkan berderet inovasi penting bagi ilmu matematika. Seperti telah
meneliti dan membenarkan berbagai pemikiran Eucklid, Diophantos dan Al Khawarizmi.
Namun sayang hasil pembenaran pemikiran Abul Wafa terhadap pemikiran tokoh
sains diatas telah hilang entah kemana.
Beliau juga telah menghasilkan kitab Al-Kamil
yaitu buku lengkap yang membahas tentang aritmatika praktis. Abul Wafa juga
membuat kitab Al Handasa yang berisis pengkajian dalam penerapan geometri dan
menghasilkan tabel sinus. Yang tak kalah menarik adalah diketemukannya rumusan
tangen, secan dan co secan sebagai perluasan rumus sinus dan co sinus oleh Abul
Wafa, beliau juga kemudian membuat tabel
tangen. Beliau sangat tangkas dalam bidang geometri.
Ilmuwan Barat yaitu Baron Carra de Vaux telah
mengambil buah pikiran Abul Wafa tentang konsep secan.
Hasil karya Abul Wafa lainnya yaitu Kitab
fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab yang membahas
tuntas tentang aritmatika disamping kitab Al Kamil yang juga hasil karyanya.
Dua salinan kitab itu, sayangnya tak lengkap, kini berada di perpustakaan
Leiden, Belanda serta Kairo Mesir.
Dalam geometri, ia menulis “Kitab fima Yahtaj
Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal al-Handasa”. Buku itu ditulisnya atas permintaan khusus
dari Khalifah Baha’ ad Dawla. Salinannya berada di perpustakaan Masjid Aya
Sofya, Istanbul. Kitab al-Majesti adalah buku karya Abul Wafa yang paling
terkenal dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga sudah tak
lengkap kini tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Prancis.
Saya ingat betul, pelajaran matematika yang
membahas tentang Trigonometri dan Geometri sangat tidak mudah, namun waktu itu
saya tak menyadari bahwa itu adalah buah pikiran dari ilmuwan Muslim, Abul
Wafa. Beliau sangat berjasa besar dalam studi matematika Trigonometri ini.
Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini
adalah adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga
dan fungsi trigo no met rik seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Trigonometri memiliki hubungan dengan
geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa
orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Dalam trigonometri, Abul Wafa
telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel
trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah masalah yang berkaitan dengan
spherical triangles.
Secara khusus, Abul Wafa berhasil menyusun
rumus yang menjadi identitas trigonometri. Inilah rumus yang dihasilkannya itu:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 - 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Selain itu, Abul Wafa pun berhasil membentuk
rumus geometri untuk parabola, yakni:
x4 = a and x4 + ax3 = b.
Rumus-rumus penting itu hanyalah secuil hasil
pemikiran Abul Wafa yang hingga kini masih bertahan. Kemampuannya menciptakan
rumus-rumus baru matematika membuktikan bahwa Abul Wafa adalah matematikus
Muslim yang sangat jenius.
Abul Wafa Meninggal
Abul Wafa wafat pada tanggal 15 juli 998 di
Baghdad, Irak. Beliau sangat berjasa dalam memajukan matematika dan astronomi.
Karya-karyanya masih tetap dijadikan acuan hingga sekarang.
Komentar