Persoalan terorisme kembali menjadi bahan
bacaan yang hangat untuk dibicarakan dan dikaji pada saat ini. Hal ini
disebabkan serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang biasa disebut dengan kelompok radikal.
Radikalisme bukanlah menjadi hal yang
baru dalam kehidupan sekarang ini, sejarah telah membuktikan sejak zaman
dahulu semasa rasulullah pun sudah sering ditemukan sekolompok orang
yang biasa dikatakan radikal.
Tumbuhnya radikalisme ini disebabkan oleh banyak hal,
salah satu faktor munculnya radikalisme adalah munculnya kekecewaan
dari sebagian kelompok yang tidak terima atau merasa terdholimi terhadap
sistem pemerintahan yang sudah amburadul.
Faktor lain juga, misalnya keinginan
untuk melakukan sebuah perubahan tetapi dengan jalur kekerasan dan tidak
mengindahkan aturan atau norma-norma hukum yang berlaku, sehingga
mereka melegalkan cara kekerasan ini sebagai jalan terbaik untuk
melakukan perubahan.
Beberapa hal tersebut diatas sebenarnya
suatu tindakan yang tidak dibenarkan dalam konteks kehidupan sosial
berbangsa dan bernegara, karena aksi teror merupakan aksi menebar
kekerasan dan kerusuhan yang bisa memecah belah terhadap rasa ketenangan
dan kedamaian kehidupan bermasyarakat.
Aksi teror dan kekerasan dimanapun pasti
tidak akan mendapatkan tempat, bahkan kekerasan yang mengatasnamakan
jalan kebenaran. Agama apapun juga tidak memberikan legitimasi atas aksi
kekerasan.
Yang menjadi permasalahan adalah
kekeliruan dalam memahami suatu suatu konsep jalan kekerasan, contoh
saja memang dalam Islam ada konsep jihad, tetapi pemahaman akan konsep
jihad pada zaman dahulu dengan sekarang ini berbeda.
Kalau zaman dahulu Konsep jihad sering
diidentikkan dengan berjuang mengangkat senjata dan berperang untuk
mengalahkan musuh, dan hal tersebut dijadikan jalan pembenaran dalam
menegakkan suatu pemahaman yang dianggap benar.
Tapi pada zaman sekarang ini, konsep
jihad harus dimaknai secara lebih luas, tidak harus dipahami dan
dimaknai sebagai konsep jalan peperangan atau kekerasan yang
memperjuangkan kebenaran di jalan Tuhan dengan mengangkat senjata tetapi
berjuang dalam arti memperoleh kemaslahatan ummat yakni menuju
kesejahteraan dan kemajuan bersama.
Jihad untuk memperoleh kehidupan yang
lebih baik (sejahtera) jihad untuk mempertahankan hidup yakni melalui
bekerja, jihad melawan korupsi, jihad memberantas buta huruf, jihad
melawan kebodohan dan jihad memberantas kemiskinan dan jihad melawan
ketidakadilan dengan jalan yang makruf (baik).
Pemahaman yang keliru terhadap konsep
jihad akan menimbulkan praktek yang salah pula, jalan kekerasan dan
teror yang meresahkan orang lain dan membuat orang lain tersakiti jelas
tidak dibenarkan sampai kapan pun.
Mencari keselamatan diri sendiri dengan
mengambil sebuah keyakinan bahwa pemahaman yang dipegang adalah paling
benar dan paling mulia di mata Tuhan. Hal ini bisa dikatakan
egoismesentrik dalam berteologi.
Patut disayangkan bila pemahaman seperti
itu terus berlanjut dan menjangkiti para generasi penerus bangsa,
iming-iming surga dan bidadari surga kadang menjadi senjata ampuh bagi
para peneror bom bunuh diri.
Bahkan bisa dikatakan bisa mendatangkan
kenikmatan karena memperoleh kehormatan menjadi mati yang syahid karena
perjuangan di jalan Tuhan. Semua agama pasti mengutuk terhadap teror dan
kekerasan.
Apapun motif dan keinginan dari para
pelaku teroris dan kekerasan sudah tentu hal ini tidak harus didiamkan
saja, pasti ada seribu satu cara agar tindakan teroris dan kekerasan
yang mengatas namakan jalan keselamatan dan nama agama harus segera
diselesaikan.
Sesungguhnya ini menjadi tugas kita
bersama untuk selalu waspada dan memperhatikan lingkungan di sekitar
kita, kalau dari pemerintah bisa diselesaikan dengan jalan administratif
dan kependudukan, sedangkan bagi tokoh masyarakat jangan bosan-bosan
untuk selalu berdakwah mengajak kepada jalan perdamaian bukan jalan
kekerasan.
Semoga para peneror dan penebar aksi
kekerasan dibukakan pintu kesadaran bahwa perilaku yang dilakukannya
tersebut sebenarnya bukan solusi yang baik untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa yang sedang sakit
ini. Dan sampai kapan pun tidak ada tempat terhadap aksi teror dan
radikalisme bukanlah solusi.
Bersambung ....
Komentar