Hendaknya seseorang berusaha mencapai destinasi
(tempat yang dituju) dalam hidupnya dibumi ini, karena pada tingkat ini tidak
ada perbedaan antara terjaga dan tertidur, karena dalam keadaan tidurpun ruh
dapat melihat tempat asalnya, yaitu alam ruh dan kemudian kembali kejasad
dengan membawa berita. Inilah mimpi yang benar dan peristiwa semacam ini ada 2
jenis, pertama secara peristiwa yang terjadi secara sebagian atau
setengah-setengah saja seperti dalam mimpi, kedua, peristiwa yang utuh terjadi
seperti Isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW. Firman Allah :
“Allah memegang jiwa (orang) yang mati dan jiwa yang
belum mati di waktu tidurnya, maka ditahanNya jiwa (orang) yang telah
ditetapkan matinya dan ia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berpikir” (az-Zumar : 42)
Tidurnya orang yang bijaksana lebih baik daripada
ibadahnya orang yang jahil dan orang yang bijaksana adalah orang yang mencapai
tahap ma’rifatullah dan semuanya dapat dicapai dengan Dzikrullah yang
menenggelamkan dirinya de dalam Nurullah dan dalam Keesaan Allah.
Komentar