Malala Yousafzai mendapatkan sambutan bergemuruh berkali-kali ketika berbicara di hadapan Majelis Pemuda Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Dia memberi pidato tersebut di hadapan hampir seribu pelajar dari seluruh dunia, dan pidatonya mendapat pujian.
Malala Yousafzai mengatakan serangan atas dirinya tidak mengubah semangatnya untuk membela pendidikan bagi anak perempuan.
"Mari kita angkat buku dan pena kita, mereka adalah senjata yang terkuat," katanya.
"Satu orang anak, satu orang guru ... bisa mengubah dunia."
Dengan mengenakan jilbab berwarna merah muda dan syal yang dimiliki oleh pemimpin Pakistan yang terbunuh, Benazir Bhutto, Malala mengatakan dia tidak ingin melakukan tindakan balas dendam atas lelaki yang menembaknya.
"Pendidikan adalah satu-satunya solusi.
"Mereka menembak teman-teman saya juga. Mereka kira peluru akan membungkam kita. Tapi mereka gagal dan dari kebungkaman, kini muncul ribuan suara.
"Para teroris berpikir mereka bisa mengubah tujuan dan ambisi saya, tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini: kelemahan, rasa takut dan rasa putus asa telah mati.
"Saya tidak membenci anggota Taliban yang menembak saya. Bahkan kalau ada senjata di tangan saya dan dia ada di hadapan saya sekarang, saya tidak akan menembaknya."
Malala Yousafzai kini telah menjadi bintang global dan menjadi kandidat untuk hadiah Nobel untuk Perdamaian.
Dia telah dinobatkan sebagai salah satu orang paling berpengaruh pada tahun 2013 oleh majalah Time dan dikabarkan mendapat kontrak senilai 3 juta dolar AS untuk sebuah buku mengenai dirinya, tapi Taliban telah jelas mengatakan dia tetap menjadi sasaran.
Pendidikan Global
Malala Yousafzai memberikan sebuah petisi yang telah ditanda tangani oleh empat juta orang untuk mendukung 57 juta anak-anak di seluruh dunia yang tidak bisa bersekolah kepada sekjen PBB, Ban Ki-moon.Petisi tersebut memyerukan pemimpin dunia untuk mendanai guru-guru, buku dan sekolah selain mengakhiri perburuhan anak, pernikahan terlalu muda dan penyelundupan anak.
Ban Ki-moon mengatakan PBB memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan bersekolah bagi semua anak-anak pada akhir 2015.
"Tidak boleh ada lagi guru yang takut untuk mengajar dan anak-anak takut belajar. Bersama, kita akan mengubah ini.
Referensi : Radio Australia
Komentar