Jakarta, RMOL. Meski dibantah pihak istana dan Partai Demokrat, banyak kalangan yang mengakui kebenaran buku Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Kasus Bank Century karya George Junus Aditjondro.
“Informasi yang ditulis itu benar adanya, valid, saya percaya. Saya bisa percaya dan meyakini kebenarannya. Karena itu, Anda boleh lihat, ada sekian ribu eksemplar yang dicetak kenapa hilang di pasaran. Saya lagi menyuruh mencetak dalam tiga hari 1500 eksemplar dan insyaallah akan menyusul 15 ribu eksemplar untuk dibagikan ke seluruh rakyat Indonesia,” kata mantan Anggota Komisi I DPR RI, Ali Mochtar Ngabalin, kepada wartawan, di Jakarta (Senin, 28/12).
Sebagai salah seorang mantan Tim Sukses SBY-JK pada Pilpres 2004, politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini sedikit banyak pernah dekat dengan SBY. Sebagaimana diketahui, pada Pilpres 2004, yang mengusung SBY merebut kursi presiden adalah PBB dan Partai Demokrat. Ali mengaku tahu perilaku SBY.
Sebagai salah seorang mantan Tim Sukses SBY-JK pada Pilpres 2004, politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini sedikit banyak pernah dekat dengan SBY. Sebagaimana diketahui, pada Pilpres 2004, yang mengusung SBY merebut kursi presiden adalah PBB dan Partai Demokrat. Ali mengaku tahu perilaku SBY.
“Kebobrokan dan sejumlah kebiadaban yang dilakukan SBY. Buktinya, dia sangat resah, gelisah dan kecewa. SBY kalau benar, saat ada informasi tidak benar, dia selalu tenang. Saya lama kenal orangnya. Tapi kalau dia gelisah dan seperti terganggu, saya meyakini bahwa informasi yang ditulis George itu benar adanya," tegasnya.
Jadi, lanjut Ali, sebaiknya George sebagai penulis jangan ragu. Ia bahkan menantang SBY untuk segera melaporkan George Aditjondro. Sama halnya, kenapa SBY tidak melaporkan Anggodo dengan sejumlah pernyataan dengan Ong Juliana.
"Nanti kita lihat, orang bisa bongkar-bongkaran. Semua orang lagi pegang data yang tidak mau dikeluarkan sekarang ini. Nanti begitu SBY jadi common enemy semua data akan keluar. Yakin. Mulai dari Anwar Nasution, Boediono dan Sri Mulyani mengarah ke SBY. Sri Mulyani kembali ke Indonesia itu atas perintah siapa? Siapa yang memerintah pencairan dana sebelum dan sesudah bailout, kecuali SBY,” kata Ali Mochtar Ngabalin, yang mengaku masih percaya pada kerja Pansus Centurygate untuk membongkar skandal. [yan]
*
Pada kasus Cicak vs Buaya (KPK vs POLRI) dimana dalam recaman yg dibuka didepan Mahkamah Konstitusi secara terbuka percakapan antara ANGGODO dan Ong Juliana jelas-jelas menyebut nama RI-1, yg tidak lain adalah Presiden SBY. Tapi kenapa sampai saat ini Presiden SBY tidak melaporkan Anggoda ke POLRI atau aparat Hukum lain untuk diambil tindakan atas pencatutan nama Presiden RI dalam kasus korupsi dan Kriminalisasi KPK terhadap Anggodo dan sindikat kriminalnya? Telah diketui juga bahwasanya Anggodo adalah salah satu donor Partai Demokrat pada PILPRES tahun 2009. Apakah karena itu, Presiden SBY tidak mau melaporkan dan menindak Anggodo? Doesn’t President SBY think that these suckers especially, Anggodo and those who involved in his criminal syndicates shall be put in jailed?
*
Dalam bukunya, Aditjondro menyebut PSO LKBN Antara mengalir ke Bravo Media Center, salah satu tim kampanye Susilo Bambang
YudhoyonoBoediono, sebesar Rp 20,3 miliar. Menurut Aditjondro,
seharusnya pihak Antara yang keberatan atas bukunya adalah Direktur
Komersial dan Teknologi Informasi Rully Ch. Iswahyudi. Sebab, tudingan penulis itu mengarah kepada Rully, yang juga merupakan anggota tim sukses yang ikut mengelola Bravo Media Center.
YudhoyonoBoediono, sebesar Rp 20,3 miliar. Menurut Aditjondro,
seharusnya pihak Antara yang keberatan atas bukunya adalah Direktur
Komersial dan Teknologi Informasi Rully Ch. Iswahyudi. Sebab, tudingan penulis itu mengarah kepada Rully, yang juga merupakan anggota tim sukses yang ikut mengelola Bravo Media Center.
Aditjondro menambahkan, ia sudah menduga akan adanya respons berupa gugatan kepadanya sebelum meluncurkan buku tersebut. Mantan wartawan yang kini jadi peneliti itu bahkan menyatakan siap jika pihak keluarga Presiden Yudhoyono di Cikeas kelak menuntutnya. "Gugatan itu justru memungkinkan pihak Cikeas membuktikan aliran dana siluman yang dipertanyakan dalam pemilihan umum."
*
Senin, 28/12/2009 07:15 WIB Membongkar Gurita Cikeas
George Yakin Ada Aliran Dana dari LKBN Antara ke Timses SBY Aprizal Rahmatullah – detikNews
George Yakin Ada Aliran Dana dari LKBN Antara ke Timses SBY Aprizal Rahmatullah – detikNews
Jakarta - Meski banyak ditentang, Penulis buku 'Membongkar Gurita
Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century' George J Aditjondro tetap yakin dengan apa yang ditulisnya. George yakin memiliki sumber yang kuat adanya aliran dana dari LKBN Antara ke Bravo Media Center, tim sukses SBY-Boediono.
Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century' George J Aditjondro tetap yakin dengan apa yang ditulisnya. George yakin memiliki sumber yang kuat adanya aliran dana dari LKBN Antara ke Bravo Media Center, tim sukses SBY-Boediono.
"Saya sendiri menulis buku itu setelah mendapatkan informasi dari
orang dalam (Antara) yakni adanya uang (Public Service Obligation) PSO dari Antara yang disalurkan ke Bravo Media Center," kata George saat dihubungi detikcom, Minggu (27/12/2009) malam.
Tudingan George bukan tanpa alasan. George mengatakan, dirinya sangat mempercayai informasi tersebut karena faktanya ada salah satu petinggi LKBN Antara memiliki jabatan di Bappilu Partai Demokrat.
"Saya lebih percaya saat tahu ada rangkap jabatan yakni Wakil Direktur Bidang Komersil dan IT Antara Rully C Iswahyudi di satu sisi menjadi staf khusus Bappilu Partai Demokrat. Ini kan semestinya nggak boleh. Fakta ini menguatkan saya," jelasnya.
Pernyataan public tersebut tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Disinilah role dari Journalists Indonesia untuk terus membidik dan mengali informasi lebih dalam terhadap mereka-mereka, institusi dan partai politk yg terlibat dalam issue diatas. Keterlibatan President SBY, orang-orang didekatnya yang menjadi pelaksana tim PILPRES 2008 dan Partai Demokrat dalam kasus Bank Century semakin hari, semakin mencurigakan dan perlu pertanyakan dan diusut.
Juga para wakil-rakyat di DPR untuk segera membuat tim atau KOMISI baru untuk pencari data dan fakta on the ground untuk dijadikan legal basis untuk mengeluarkan SUBPOENA atau surat panggilan guna mengadakan HEARING secara terbuka dengan memangil mereka yg terlibat dan yg bersangkutan.
Tujuanya adalah selain membongkar kebusukan itu sendiri, adalah juga untuk memperbaiki proses Demokrasi di Indonesia untuk lebih baik dan lebih demokratis yg mengarah pada kepentingan rakyat dan bukanya kepeintingan partai politik dan golongan elite tertentu. Bukankah proses Demokrasi yg baik yg tleah kita sakiskan di Negara-negara maju itu telah mengalami perubahan dan revisi yg berkali-kali bahkan ribuan kali kalau tidak jutaan kali.
Revisi dan perubahaan-perubahan itu terjadi dan diambil sebagai langkah penyempurnaan, sebagai hasil pelajaran yang sangat berharga dari pembongkaran kasus-kasus seperti ini untuk menutup loopholes (lubang tikus) dan ketidaksempurnaan dari proses dan system Demokrasi yg ada saat ini.
Good luck dan selamat membela kepentingan RAKYAT!
Terima kasih.
Chris Komari
Chairman
*Update/Catatan dari Penulis:
Counter argumentasi diatas telah diterima oleh salah satu anggota PANSUS di Jakarta dan akan disebar luaskan keseluruh anggota PANSUS yang lain untuk dijadikan acuan dan bahan perbandingan dalam pengusutan kasus Bank Century atau Century Gate!
Komentar