Ketika menjelaskan tentang hati, Imam 
Al-Ghazali menjelaskan dua macam  mata; mata lahir (bashar) dan mata 
bathin  (bashirah). Dengan mata lahir  kita bisa melihat wujud lahiriah 
kita,  menyaksikan alam semesta ini.  Bentuk lahiriah kita hanyalah 
penampakan  dari bentuk lahir dan bukan  bentuk kita sebenarnya, bukan 
penampilan  dari bentuk batiniah kita.  Dengan bashirah, kita akan mampu
 melihat  diri kita, wujud kita yang  sebenarnya.
Dengan menggunakan istilah Imam  
Al-Ghazali, bashar hanya dapat  melihat khalq (wujud fisik), sedangkan  
bashirah mampu melihat khuluq  (wujud ruhani). Kata khuluq adalah kata  
jamak dari kata akhlaq, wujud  ruhaniah kita. Sedang, Al-Quran menyebut 
wujud ruhani kita sebagai hati  (qalbu). Dan, sebagaimana  wujud fisik 
yang bisa mendapat serangan  penyakit, qalbu (ruhani  manusia) juga bisa
 terjangkit penyakit, yakni  penyakit ruhani atau  penyakit hati 
(qalbu). “Fi qulubihim marodhun  fazaadahumullahu  marodhaa”, Di dalam 
qalbu mereka ada penyakit, lalu  Allah tambah  penyakit itu (QS. 2:10).
 Sumber : Kampung Sufi 
Komentar