Di tengah pembangunan negara yang gencar, Indonesia jelas
membutuhkan pengembangan ilmu-ilmu yang berkaitan langsung dengan
pembangunan, seperti teknologi, ekonomi, kedokteran atau hukum. Namun,
ilmu filsafat yang merupakan sentral dari semua ilmu juga diperlukan.
"Negara yang keilmuannya maju, ilmu filsafatnya
juga maju," kata Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara yang
juga Ketua Pengurus Yayasan Driyarkara Franz Magnis-Suseno dalam
pemberkatan Gedung Perpustakaan STF Driyarkara di Jakarta, Sabtu
(21/4).
Filsafat membantu membangun sistem akademik yang matang dan tidak malas. Semangat kritis yang dikembangkan dalam filsafat dan dilaksanakan para ahli filsafat membuat para filsuf seringkali dianggap rewel.
Dalam situasi Indonesia saat ini, ketika terjadi perebutan jiwa bangsa, filsafat menjadi penting untuk membentengi bangsa dari pragmatisme dan fundamentalisme.
Pragmatisme memang menyelesaikan persoalan bangsa. Namun itu tidak cukup karena hanya melihat manusia dari kemajuan angka-angka. Sedangkan fundamentalisme yang terjadi pada semua agama membuat manusia lupa akan kemanusiaannya hingga mengabaikan keadilan maupun penghormatan pada diri sendiri dan orang lain.
Sementara itu, Ketua STF Driyarkara Simon P Lili Tjahjadi mengatakan pihaknya ingin mengembangkan filsafat yang mengkaji realitas yang ada secara sistematik, logis, koheren dan terkait dengan cara pikir ilmiah secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan pendasaran pada tradisi filsafat yang kuat mulai dari masa Yunani hingga sekarang.
Kekhasan program studi filsafat yang dikembangkan di sekolah ini diharapkan mampu melengkapi kajian filsafat yang ada di universitas lain, yaitu Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.
sumber; Kompasiana
Filsafat membantu membangun sistem akademik yang matang dan tidak malas. Semangat kritis yang dikembangkan dalam filsafat dan dilaksanakan para ahli filsafat membuat para filsuf seringkali dianggap rewel.
Dalam situasi Indonesia saat ini, ketika terjadi perebutan jiwa bangsa, filsafat menjadi penting untuk membentengi bangsa dari pragmatisme dan fundamentalisme.
Pragmatisme memang menyelesaikan persoalan bangsa. Namun itu tidak cukup karena hanya melihat manusia dari kemajuan angka-angka. Sedangkan fundamentalisme yang terjadi pada semua agama membuat manusia lupa akan kemanusiaannya hingga mengabaikan keadilan maupun penghormatan pada diri sendiri dan orang lain.
Sementara itu, Ketua STF Driyarkara Simon P Lili Tjahjadi mengatakan pihaknya ingin mengembangkan filsafat yang mengkaji realitas yang ada secara sistematik, logis, koheren dan terkait dengan cara pikir ilmiah secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan pendasaran pada tradisi filsafat yang kuat mulai dari masa Yunani hingga sekarang.
Kekhasan program studi filsafat yang dikembangkan di sekolah ini diharapkan mampu melengkapi kajian filsafat yang ada di universitas lain, yaitu Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.
sumber; Kompasiana
Komentar