Sebuah ungkapan yang mulai sering terdengar dalam kehidupan kita. Sepenggal mantra sakti 'Man Jadda Wa Jada' yang
memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita.
“Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti
ungkapan Arab ini. Man Jadda Wa Jada ini memanglah bukan hadits, tetapi
sangatlah sesuai dan selaras dengan sunnatullah. Sebuah ketetapan yang
mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama
kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.
Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun
Komentar