Satu buah pikir Kyai Dahlan yang tidak banyak
diketahui adalah konsepsinya tentang apa yang di sebut oleh Abdul Munir Mulkhan
sebagai Etos Guru-Murid. Etos guru-murid dapat dikembangkan sebagai etika dasar
dari sebuah masyarakat demokratis dan etika dasar dari sebuah masyarakat
pembelajar atau learning society di negeri yang sedang ‘belajar’ berdemokrasi
ini. Etos guru adalah kesediaan setiap warga untuk memberikan ilmu dan teladan
yang baik. Etos murid ialah kesediaan warga untuk selalu terbuka agar bisa
mengakui dan belajar pada kebaikan orang lain.
Bagi Kyai Dahlan, setiap umat muslim dan umat beragama
yang lainnya harus membangun di dalam dirinya etos kehidupan dan etos sosial
sebagai seorang guru sekaligus sebagai murid. Inilah inti dari gerakan sosial
yang dilakukan oleh Kyai Dahlan dan pada perkembangan selanjutnya menjadi nilai
penting dalam Muhammadiyah. Etos guru-murid ini mencegah masyarakat terseret
pada kebekuan ritual keagamaan dan gerakan yang terkadang tidak mengakar.
Sehingga gerakan yang dilakukan mempunyai fungsi pragmatis pemecahan problem
sosial.
Nilai penting dari etos guru-murid ini adalah sifatnya
yang non-elitis. Rakyat dan orang awam tidaklah selamanya menjadi ‘murid’ yang
turut saja pada kata-kata pemerintah. Karena itulah etos guru-murid ini sangat
pas dengan demokrasi di Indonesia dan sebuah bentuk perlawanan terhadap
hegemoni sosial-politik kaum elit.
sumber : Sejarah
Komentar