Langsung ke konten utama

Filosofi Ar-Razi Tentang Jiwa Setelah Kematian

Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi, dunia lebih mengenalnya sebagai Al-Razi ataupun Ar-razi, seorang pakar ilmu pengetahuan yang hidup diantara tahun 864-930 Masehi. Dia lahir di Rayy, sebuah kota kuno yang terletak dekat dengan Tehran di Iran.

Ar-Razi banyak menyumbangkan pengetahuan dan filsafat, dia juga seorang Hakim, menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Muqtadari, seorang alkemis, dan sempat tertarik dengan musik sebelum menjadi dokter. Salah satu anugerah yang diterimanya, dia dianggap sebagai salah satu Alkemis terbesar sepanjang masa dimana karyanya digunakan selama lebih dari sepuluh tahun. Ada juga isu yang beredar bahwa Ar-Razi adalah orang pertama yang menyatakan bahwa Bumi berbentuk bulat.

Dalam sejarahnya, dia telah menulis 184 buku dan artikel beberapa ilmu pengetahuan. Diantara ratusan karyanya, ada beberapa pendapat filosofi yang menarik tentang jiwa dan Ketuhanan. Dan hal ini juga terkait dengan metafisik. Bagaimana gambaran jiwa menurut Ar-Razi, berikut beberapa kutipan yang pernah saya baca dibeberapa karya terbesarnya.
Dalam buku yang ditulis Ar-Razi berjudul Philosophical Biography yang disadur Muhammad Abdul-Hadi Abu Reidah, Ar-Razi bercerita tentang kepribadian dan kehidupan filsuf, meletakkan dasar gagasan bahwa ada kehidupan setelah kematian yang mengandung kebahagiaan atau kesengsaraan. Dengan kata lain tidak memanjakan diri, maka manusia harus mencari pengetahuan, memanfaatkan kecerdasan dan menerapkan keadilan.


Menurut Ar-Razi, semua ini merupakan kemurahan hati Pencipta yang ingin agar kita berdoa untuk mendapatkan pahala dan hukuman bagi mereka yang takut. Manusia harus bersikap baik, lembut dan adil. Ar-Razi meyakini bahwa ada hubungan erat antara integritas spiritual dan kesehatan fisik. Dia tidak lupa pula untuk mencoba membuat jiwa agar terhindar marabahaya karena kematian. Gejala psikologis ini tidak dapat dihindari sepenuhnya tanpa individu yang meyakini bahwa setelah kematian,…. jiwa akan memimpin kehidupan yang lebih baik.


Budi pekerti, kerapian dan kemurnian pikiran, yang ditemukan pada mereka yang mampu berpikir mendalam tentang hal-hal muskil dan hal-hal kecil ilmiah.


Studi ini sebenarnya membutuhkan perincian doktrin dan agama. Dia berfokus pada pendapat yang berpikir bahwa ‘jiwa akan binasa jika tubuh binasa’. Akibat pemikiran-pemikiran ini maka rasa takut datangnya kematian tidak mendasar dalam pikiran manusia. Kematian memang tidak bisa dihindari, jadi orang yang terus berpikir tentang kematian akan merasa tertekan sepanjang waktu dan merasa seolah-olah sedang sekarat setiap kali berpikir tentang kematian.


Alasan-alasan inilah yang menyebabkan kenapa seseorang harus melupakan pemikiran tersebut untuk menghindari gangguan psikologis pada dirinya. Berpikirlah tentang nasib setelah kematian, baik hati maupun fisik yang melakukan ketetapan syariat Islam tidak perlu merasa khawatir karena Allah menjanjikan kenyamanan dan kebahagiaan di akhirat.


Pandangan Metafisik Menurut Ar-Razi


Ar-Razi menjelaskan bahwa sebagian besar pikirannya berasal dari Islam, hal ini ditunjukkan dalam tulisannya tentang The Metaphysics. Paul E Walker pernah menyimpulkan pandangan metafisik Ar-Razi, dimana dia berpendapat bahwa Metafisik berasal dari lima prinsip yang kekal. Allah,… baginya, tidak menciptakan dunia dari apa-apa melainkan mengatur alam semesta keluar dari prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya. Pandangan Ar-Razi tentang jiwa berasal dari mistis keduniawian, dimana Allah mengasihi dan menanggapi keinginan, jiwa, setelah jatuh ke dalam dunia ruh.


Manusia harus mempercepat untuk melindungi dirinya dari cinta sebelum menyerah dan memisahkan jiwanya dari itu jika dirinya terjatuh.


Pandangan ini sebenarnya membutuhkan karunia Allah, dibutuhkan pemikiran kita untuk menemukan jalan untuk mendapatkan keselamatan dan kebebasan. Dalam skema ini, pemikiran tidak muncul sebagai prinsip yang terpisah tetapi lebih merupakan anugerah Allah agar jiwa menjadi cerdas, memiliki kemampuan berpikir dan diharapkan mampu membedakan nilai relatif dari empat prinsip lainnya. Sedangkan lima prinsip yang abadi, pemikiran-pemikiran intelektual sepertinya tidak dibutuhkan


Di zaman berkembangnya filosofis Ar-Razi banyak juga penganut Neoplatonisme atau Aristotelianisme. Tiga prinsip yang ditawarkan meliputi ruang, materi dan waktu, yang berfungsi sebagai komponen non-bernyawa dari alam. Ruang didefinisikan sebagai hubungan antara partikel individual pada materi ataupun dalam bahasa sekarang disebut atom dan kekosongan yang mengelilinginya. Semakin besar kepadatan materi (atom), maka lebih berat dan lebih padat untuk dapat menghasilkan objek. Tetapi sebaliknya, besaran porsi yang kosong lebih ringan dan kurang solid. Waktu dan materi keduanya mutlak, bentuk ini wajar tanpa pengecualian dan bentuknya terbatas.


Jadi ada hal yang mutlak,… sejauh ini dikatakan murni dan tidak tergantung dengan cara apapun. Seperti adanya waktu, dimana dalam pengertian ini tidak dibatasi oleh gerak. Masa mutlak menurut Ar-Razi seperti materi yang tak terbatas dan melampaui waktu, tak seperti yang disebutkan Aristoteles pada pengukuran gerak. Pendapat filosofi Ar-Razi sangat berbeda dengan Aristoteles dan juga diterima sepenuhnya, hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi yang melekat dalam posisi ati-Peripatetik.


Mengagumi diri sendiri, umumnya,… dan seharusnya tidak memuliakan dirinya atau menjadi begitu sombong dengan mengangkat dirinya lebih baik daripada rekannya. Tidak harus meremehkan dirinya hingga menjadi lebih rendah daripada rekannya, atau merendah kepadanya dan kepada rekan-rekannya di hadapan yang lain. Jika manusia mengikuti saran ini,… maka mereka akan bebas dari Kekaguman Diri dan perasaan Rendah Diri, dan orang-orang akan menyebutnya manusia yang benar-benar mengerti diri sendiri (petikan Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi).


sumber: Ilmullahcom

Bibliografi:

Philosophical Biography, The Philosophical Approach (Al Syrat al Falsafiah),
The Political Implications of Al-Razi’s Philosophy, karya Paul E Walker
The Spiritual Physick of Rhazes. Translasi A J, Arberry
Image credit Muhammad ibn Zakariya al-Razi via Wikipedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat Pangkur dan Maknanya

Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun

HAKIKAT SHOLAT MENURUT SYEKH SITI JENAR

http://www.javalaw-bmg.blogspot.com Peliharalah shalatmu dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyuk (QS Al. Baqarah / 2:238). Ini adalah penegasan dari Allah tentang kewajiban dan keharusan memelihara shalat, baik segi dzahir maupun batin dengan titik tekan khusyuk, kondisi batin yang mantap. Secara lahir, shalat dilakukan dengan berdiri, membaca Al-Fatihah , sujud, duduk dsb. Kesemuanya melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisikal. Karena semua gerakan badan berlaku dalam semua shalat, maka dalam ayat tersebut disebut shalawaati (segala shalat) yang berarti jamak. Dan ini menjadi bagian pertama, yakni bagian lahiriah. Bagian kedua adalah tentang shalat wustha, yaitu yang secara sufistik adalah shalat hati. Wustha dapat diartikan pertengahan atau tengah-tengah. Karena hati terletak di tengah, yakni di tengah diri, maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati. Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan

Surat Penawaran Jasa Desain Grafis

SURAT PENAWARAN JASA Banyumas, 27 September 2013 Nomor             :    27/EM/offr/2013 Lampiran          :   1 CD contoh hasil kerja Perihal            :   Penawaran Jasa Desain Grafis Kepada, Yth. PT   Selaras Sentosa Jl S. Parman Purwokerto Selatan Dengan hormat, Kami, CV Elsa Advertising, adalah perusahaan multimedia yang bergerak di bidang desain grafis dan percetakan. Kami menerima desain grafis mulai dari desain logo, pamflet, flyer, poster, x banner dan lain-lain, juga menyediakan jasa printing untuk kebutuhan periklanan. Apabila perusahaan Bapak membutuhkan desain logo ataupun desain banner sekaligus cetak, kami siap membantu perusahaan anda. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan kami bekerja dan kami akan buktikan semua itu jika Bapak berkenan mempercayakan desain dan printing melalui layanan kami. Garansi jika belum puas boleh direvisi tanpa batas selama hasil design belum dicetak. Demikian surat penawaran ini kami ajukan. Dan