Suluk Wujil empat macam anasir adalah : tanah, api, angin dan air. Ketika Tuhan menciptakan
Adam maka di gunakan empat macam anasir tersebut, kahar (kuat), jalal
(terkenal), jamal (indah), kamil (sempurna), yang mengandung sifat-sifat Tuhan
delapan macam. Hubungannya dengan jasmani ialah bahwa sifat-sifat itu masuk dan
keluar. Jika keluar kemana perginya, jika masuk dimana tempatnya?
Anasir Tanah
Menimbulkan
adanya kedewasaan dan keremajaan. Sifat-sifatnya harus diketahui. Dimana adanya
keremajaan dalam kedewasaan. Dan di manakah adanya kedewasaan dalam keremajaan.
Anasir Api
Menimbulkan
kelemahan dan kekuatan; dimanakah adanya kekuatan dalam kelemahan? Itu harus
diketahui.
Anasir Angin
Mencakup ada
dan tiada. Di dalam tiada, dimanakah letaknya ada? Di dalam di manakah letaknya
tiada.
Anasir Air
Memiliki
sifat : mati dan hidup. Di manakah adanya mati dalam hidup, dan kemanakah
perginya hidup pada waktu mati? Kamu akan tersesat apabila kau tidak
mengetahuinya. Kau harus mengetahui hidup yang sebenarnya.
Tubuh ini
seluruhnya bagaikan sebuah sangkar.
Akan lebih
baik jika mengenal burungnya.
Dengan
tindakan-tindakanmu
kau akan
jatuh sengsara tanpa hasil jika tak kau ketahui.
Dan jika kau
ingin mengenalnya,
kau harus
membersihkan dirimu.
Tinggallah
disuatu tempat sepi
dan jangan
menghiraukan keramaian dunia ini.
Jangan
jauh-jauh kau mencari ajaran,
karena
ajaran-ajaran itu telah berada dalam dirimu sendiri.
Bahkan
seluruh dunia ini berada dalam dirimu sendiri.
Maka
jadikanlah dirimu CINTA sejati,
untuk dapat
melihat dunia.
Arahkan
dengan tajam dan hening wajahmu kepadanya
baik siang
maupun malam.
Karena
apakah kenyataannya.
Segala
sesuatu yang tampak di sekeliling kita
adalah
akibat perbuatan.
Akibat dari
perbuatan ini timbul kehancuran
yang terjadi
oleh kehendakmu.
Apa yang
tidak mengalami kehancuran harus kau ketahui,
yakni
pengetahuan yang sempurna,
yang
keadaannya tidak mengalami kehancuran.
Pengetahuan
itu meluas sampai mengenal adanya Tuhan.
Dengan
mengenal Tuhan maka akan menjadi bekal
bagi
seseorang untuk menyembah dan memuji-Nya.
Namun tidak
banyak orang yang mengenal kata itu.
Siapa yang
mampu mengenalnya mendapat anugrah besar.
Mengenal
diri sendiri berarti mengenal Tuhan.
Dan orang
yang mengenal Tuhan tidak sembarang bicara,
kecuali jika
kata-katanya mempunyai maksud penting.
Ada pula
yang mengenal-Nya,
mereka telah
mencari dan menemukan dirinya.
Mereka tahu,
bahwa seseorang tidak boleh terpelanting
di luar
kehalusan,
dan bahwa
orang tidak boleh memilih tempat yang keliru.
Demikianlah
laku yang benar
Komentar