- Sarjana (Min. S1)
- Fresh graduate dari berbagai disiplin ilmu
- WNI dan belum menikah
- Diutamakan berusia tidak lebih dari 25 tahun
- Diutamakan IPK minimal 3,0 dalam skala 4,0
- Berprestasi (di dalam ataupun di luar kampus)
- Mengedepankan kepedulian sosial dan semangat pengabdian
- Mengedepankan jiwa kepemimpinan yang ditunjukkan dengan pengalaman berorganisasi
- Memiliki antusiasme dan passion dalam dunia pendidikan, khususnya belajar-mengajar
- Menghargai dan berempati terhadap orang lain
- Memiliki semangat juang, kemampuan adaptasi yang tinggi, menyukai tantangan dan kemampuan problem solving
- Memiliki hobi atau ketrampilan non-akademis yang menarik dan bermanfaat
- Sehat secara fisik dan mental
- Bersedia ditempatkan di daerah terpencil selama satu tahun
Tembang macapat pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak, pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda. (baca juga : Macapat Pangkur, Meninggalkan Urusan Duniawi) Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni : Mingkar-mingkuring ukara (Membolak-balikkan kata) Akarana karenan mardi siwi (Karena hendak mendidik anak) Sinawung resmining kidung (Tersirat dalam indahnya tembang) Sinuba sinukarta (Dihias penuh warna ) Mrih kretarta pakartining ilmu luhun
Komentar
http://dewidewiyahoo.blogspot.com
@Mariaulfahpgsd : Amin .. semoga segera terwujud impiannya.